BAKU (Arrahmah.id) — Seorang remaja Azerbaijan yang ditangkap, setelah berusaha melakukan serangan pada sinagoge Yahudi, mengaku pada pengadilan di ibukota Baku bahwa dia memiliki motif agama dalam aksinya.
“Saya melancarkan serangan itu dengan segala cara. Ketika saatnya tiba, saya akan meledakkan tempat-tempat lain juga. Saya ingin mati syahid,” ungkap Abdallah Aliyev (18) dari Sumqayit, kota terbesar kedua di Azerbaijan, seperti dikutip YNet News (5/8/2025).
Dalam pengadilan yang digelar Senin (4/8), Aliyev tertangkap polisi pada 28 Desember 2024 ketika dia sedang berusaha melakukan serangan dengan senjata rakitan ke sebuah sinagoge Yahudi.
Pihak berwenang mengatakan aksi pemuda tersebut akhirnya dapat dicegah oleh Dinas Keamanan Negara Azerbaijan (SGB). Dia terbukti membawa senjata rakita, bahan-bahan yang mudah terbakar, pisau, dan topeng yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Aliyev menghadapi beberapa dakwaan berdasarkan hukum Azerbaijan, termasuk merencanakan dan melakukan aksi teroris sebagai bagian dari kelompok terorganisasi, melakukan terorisme menggunakan senjata atau alat rakitan, terorisme yang dimotivasi oleh kebencian agama, dan keanggotaan dalam organisasi teroris.
Dalam dakwaan, aksi Aliyev terinspirasi oleh kelompok militan Islamic State (ISIS). Fakta itu terungkap pasca saksi mengatakan bahwa bahwa Aliyev kerap mengungkapkan pandangan radikal, memuji ISIS, dan mengaku berhubungan dengan salah satu anggotanya.
Aliyev diduga meminta bantuan untuk mendapatkan senjata rakitan—termasuk pisau, kapak, dan bom molotov—dan mengatakan ia berencana untuk menyamar dengan pakaian gelap dan menutupi wajahnya. (hanoum/arrahmah.id)
