1. News
  2. Internasional

Serangan Udara Myanmar Menewaskan Sedikitnya 19 Siswa SMA

Hanin Mazaya
Sabtu, 13 September 2025 / 21 Rabiul awal 1447 15:06
Serangan Udara Myanmar Menewaskan Sedikitnya 19 Siswa SMA
Jenazah korban yang tewas akibat dugaan serangan udara militer terhadap dua sekolah swasta dibaringkan di Desa Thayet Thapin, Kotapraja Kyauktaw, Negara Bagian Rakhine, Myanmar, Jumat, 12 September 2025. (Foto: AP)

KYAUKTAW (Arrahmah.id) – Sebuah kelompok bersenjata etnis minoritas Myanmar mengatakan pada Sabtu (13/9/2025) bahwa serangan udara junta militer menewaskan sedikitnya 19 siswa, termasuk anak-anak, di negara bagian Rakhine barat.

Tentara Arakan (AA) terlibat dalam pertempuran sengit dengan militer Myanmar yang berkuasa untuk menguasai Rakhine, di mana mereka telah merebut sebagian besar wilayah dalam setahun terakhir.

Konflik Rakhine adalah salah satu elemen dari kekacauan berdarah yang telah melanda Myanmar sejak militer menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi dalam kudeta tahun 2021, yang memicu pemberontakan bersenjata yang meluas.

AA mengunggah pernyataan di Telegram pada Sabtu yang menyatakan bahwa serangan terhadap dua sekolah menengah swasta di kota Kyauktaw terjadi tepat setelah tengah malam pada Jumat, menewaskan 19 siswa berusia antara 15 dan 21 tahun dan melukai 22 lainnya, lansir AFP.

“Kami merasa sama sedihnya dengan keluarga korban atas kematian para siswa yang tidak bersalah,” kata pernyataan itu.

Mereka menyalahkan junta militer atas serangan tersebut.

Media lokal Myanmar Now melaporkan bahwa sebuah pesawat tempur junta militer menjatuhkan dua bom seberat 220 kg di sebuah sekolah menengah atas saat para siswa sedang tidur.

Dalam sebuah pernyataan, UNICEF mengutuk “serangan brutal” tersebut, yang menurut mereka “menambah pola kekerasan yang semakin menghancurkan di Negara Bagian Rakhine, dengan anak-anak dan keluarga menanggung akibatnya.”

AFP melaporkan bahwa mereka tidak dapat menghubungi orang-orang di sekitar Kyauktaw yang layanan internet dan teleponnya tidak stabil.

Militer sedang berjuang melawan oposisi terhadap kekuasaannya di berbagai front di Myanmar dan telah berulang kali dituduh menggunakan serangan udara dan artileri untuk menyerang masyarakat sipil. (haninmazaya/arrahmah.id)