BOGOTA (Arrahmah.id) — Presiden Kolombia, Gustavo Petro menyatakan bahwa membiarkan kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina sama saja dengan tindakan anti-kemanusiaan. Melalui platform media sosial X, Petro menegaskan pandangannya yang kritis terhadap situasi di Gaza tersebut.
“Siapa pun yang membiarkan genosida berarti anti-kemanusiaan; bahkan binatang buas pun tidak akan melakukan hal seperti itu,” tulis Petro di akun X-nya, seperti dilansir Anadolu Agency (30/8/2025).
Ia juga membagikan video yang menampilkan warga Palestina berkerumun mendatangi konvoi bantuan kemanusiaan. Menurut Petro, orang-orang yang bersikap acuh tak acuh terhadap situasi ini adalah “sekutu genosida” dan “terasing secara spiritual dari bumi.”
Kolombia sendiri telah mengambil langkah tegas dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada 3 Mei lalu. Keputusan ini diambil sebagai respons atas operasi militer ‘Israel’ yang terus berlanjut di Jalur Gaza.
Sejak Oktober 2023, serangan ‘Israel’ telah menyebabkan lebih dari 63.000 warga Palestina meninggal dunia dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, memicu bencana kelaparan.
Saat ini, ‘Israel’ menghadapi tuntutan hukum di panggung internasional. Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Selain itu, Negeri Zionis tersebut juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait perang di wilayah tersebut. (hanoum/arrahmah.id)
