KUNDAR (Arrahmah.id) — Gempa bumi dahsyat mengguncang Afghanistan Timur pada Ahad (31/8/2025). Laporan terbaru Bulan Sabit Merah Afghanistan pada Selasa (2/9) mencatat, jumlah korban tewas telah melonjak menjadi 1.124 orang.
Tak hanya itu, seperti dilansir Al Jazeera (2/9/2025), sedikitnya 3.251 orang mengalami luka-luka, dan lebih dari 8.000 rumah hancur porak-poranda akibat guncangan kuat yang terjadi saat malam hari, ketika sebagian besar warga tengah terlelap.
Tragedi ini menjadi salah satu gempa paling mematikan yang melanda Afghanistan sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus 2021.
Survei geologi AS mencatat gempa tersebut terjadi pada pukul 23.47 waktu setempat, terletak 27 kilometer timur-timur laut Jalalabad pada kedalaman 8 km pada Agad malam, ketika sebagian besar penduduk sedang tidur.
Kunar adalah provinsi yang paling parah terkena dampak, di mana gempa bumi dahsyat tersebut menghancurkan beberapa desa.
Juru bicara pemerintahan sementara Afghanistan di Provinsi Kunar, Abdul Ghani mengatakan, tim penyelamat dan bantuan telah tiba di daerah terdampak dan operasi terus berlanjut sejak Senin.
“Jumlah korban tewas mungkin bertambah karena banyak orang masih tertimbun reruntuhan,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa puluhan rumah hancur di distrik Nur Gal, Sawki, Watpur, Manogi, dan Chapa Dara di provinsi tersebut.
Pemerintah sementara Afganistan mengirimkan barang-barang bantuan dan tim medis ke daerah tersebut pada Senin, dan Ghani mengatakan lebih banyak bantuan sedang dalam perjalanan dari Kabul.
Beberapa negara, termasuk negara tetangga Pakistan, Iran, China, dan India, serta negara-negara Barat, telah berjanji untuk mengirimkan bantuan ke Afganistan. (hanoum/arrahmah.id)