1. News
  2. Internasional

UNRWA: Penyangkalan ‘Israel’ atas Famine Gaza Adalah Puncak Ketidakmanusiaan

Zarah Amala
Senin, 25 Agustus 2025 / 2 Rabiul awal 1447 11:01
UNRWA: Penyangkalan ‘Israel’ atas Famine Gaza Adalah Puncak Ketidakmanusiaan
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 270 orang, sekitar setengahnya anak-anak, meninggal karena kekurangan gizi dan kelaparan [Getty]

GAZA (Arrahmah.id) – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menegaskan bahwa penyangkalan terhadap realitas kelaparan di Jalur Gaza merupakan bentuk paling kejam dari hilangnya rasa kemanusiaan.

Pernyataan itu disampaikan ketika otoritas ‘Israel’ terus membantah adanya kelaparan di wilayah yang diblokade, sembari menyalahkan Hamas atas setiap kasus kelaparan yang terjadi.

Juru bicara media UNRWA, Adnan Abu Hasna, dalam wawancara dengan Al Jazeera menjelaskan bahwa meskipun Integrated Food Security Phase Classification (IPC), satu-satunya badan yang berwenang mendeklarasikan kondisi kelaparan secara global,

telah mengumumkan adanya famine di Gaza, ‘Israel’ tidak menanggapi dengan meningkatkan jumlah truk bantuan atau mengizinkan masuknya ratusan truk setiap hari sebagaimana diharapkan.

“Sebaliknya, ‘Israel’ semakin mengingkari fakta ini hingga salah satu pejabatnya membandingkan kondisi Gaza dengan orang-orang yang juga kelaparan di pinggiran Tel Aviv, sebuah klaim yang sama sekali tak masuk akal,” ujarnya.

Menurut Abu Hasna, laporan IPC yang dianggap masih “sangat konservatif” bahkan tidak mampu memotret situasi penuh di Gaza Utara karena keterbatasan data, yang berarti kondisi sebenarnya bisa jauh lebih buruk. Ia memperingatkan bahwa dalam beberapa pekan mendatang, krisis kelaparan berpotensi meluas hingga ke Gaza Tengah dan Selatan.

Dalam konteks ini, ia menegaskan bahwa peran UNRWA sangat penting dan tidak tergantikan dalam merespons krisis kemanusiaan. UNRWA memiliki infrastruktur besar dengan 13 ribu pegawai, ratusan fasilitas, serta basis data detail mengenai keluarga-keluarga Palestina, tingkat kemiskinan, dan lokasi mereka.

UNRWA sebelumnya juga telah membuktikan kapasitasnya dengan mendistribusikan bantuan pangan kepada dua juta orang hanya dalam waktu sepuluh hari pada Januari–Februari 2024, sebuah kemampuan yang menurut Abu Hasna tidak dimiliki badan PBB lain sekalipun.

Ia menekankan bahwa pengucilan UNRWA dari distribusi bantuan pangan menjadi salah satu penyebab utama meluasnya kelaparan di Gaza, sehingga kembalinya lembaga itu ke peran penuh sangat mendesak.

Pekan lalu, PBB bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF, Program Pangan Dunia (WFP), dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) untuk pertama kalinya secara resmi menyatakan bahwa Gaza tengah mengalami kelaparan massal. Laporan tersebut menyebut lebih dari 500 ribu orang kini hidup dalam kondisi kelaparan akut, menandai deklarasi pertama kali adanya famine resmi di Timur Tengah. (zarahamala/arrahmah.id)