1. News
  2. Internasional

Trump Siapkan “Rencana Alternatif” Gaza, Netanyahu Tegaskan: Tidak Akan Ada Negara Palestina

Samir Musa
Diperbaru: Selasa, 23 September 2025 / 1 Rabiul akhir 1447 20:52
Trump Siapkan “Rencana Alternatif” Gaza, Netanyahu Tegaskan: Tidak Akan Ada Negara Palestina
Blair mengusulkan kepada Trump sebuah rencana pascaperang Gaza, dan Trump menyetujuinya (Reuters).

SWISS (Arrahmah.id) — Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu berencana mengoordinasikan langkah politiknya dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait negara-negara yang baru saja mengakui Palestina. Keduanya dijadwalkan bertemu di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York pekan depan.

Menurut laporan media Swiss Le Temps, Trump kemungkinan besar akan meluncurkan sebuah rencana alternatif terkait Gaza yang akan ditawarkan kepada sejumlah pemimpin Arab, termasuk dari negara-negara Teluk, Yordania, dan Suriah.

Laporan tersebut menyebut bahwa mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair kembali ke panggung diplomasi dengan membawa sebuah rencana perdamaian pesaing. Rencana ini tidak hanya menyangkut masa depan Gaza, tetapi juga wilayah Palestina secara keseluruhan. Disebutkan pula bahwa rancangan itu membawa jejak Jared Kushner, menantu sekaligus penasihat utama Trump, dan telah mendapatkan restu dari Gedung Putih.

Namun, yang menarik, rencana itu sama sekali tidak mencakup pendirian negara Palestina. Sebaliknya, ia justru menekankan pada marginalisasi Otoritas Palestina di Gaza, setidaknya untuk sementara waktu.

Di sisi lain, Netanyahu semakin terang-terangan menolak gagasan solusi dua negara. Dalam sebuah pidato berbahasa Ibrani, ia dengan tegas menyatakan:

“Tidak akan ada negara Palestina. Itu tidak akan terjadi. Tidak akan pernah berdiri negara Palestina di sebelah barat Sungai Yordan.”

Netanyahu menambahkan bahwa “Israel” berkomitmen untuk menutup rapat setiap celah yang bisa melahirkan negara Palestina. Ia bahkan memberi isyarat pada gagasan lama Zionis yang menganggap bahwa Palestina sejati justru berada di dalam batas negara Yordania saat ini.

Menurut pengamatan Le Temps, langkah Trump dan Netanyahu ini dipandang sebagai manuver untuk menghadang gelombang pengakuan internasional terhadap Palestina, yang belakangan semakin meluas.

(Samirmusa/arrahmah.id)