1. News
  2. Internasional

Menyerupai Turkestan Timur, Muslim Tajikistan Sebut Negaranya Represif Terhadap Islam

Hanoum
Senin, 21 Juli 2025 / 26 Muharram 1447 04:04
Menyerupai Turkestan Timur, Muslim Tajikistan Sebut Negaranya Represif Terhadap Islam
Tangkapan layar video petugas medis meminta muslimah Tajiskistan membuka hijab mereka sebelum memasuki rumah sakit. [Foto: rferl.org]

DUSHANBE (Arrahmah.id) — Sebuah pesan dari seorang Muslim dari Tajikistan mendadak viral usai memberitakan kemiripan negaranya dengan Turkestan Timur yang pemerintahannya refresif terhadap Islam.

Dilansir DOAM (20/7/2025), dalam surat tersebut dikatakan bahwa di Tajikistan saat ini mulai diberlakukan denda dan/atau hukuman penjara bagi pemeluk Islam yang memakai hijab atau memelihara janggut.

Denda tidak hanya sampai situ, menurut muslim yang mengaku dari Tajiskistan, tapi juga diberikan pada setiap individu yang shalat di masjid atau menampakan shalat di luar.

Masjid memang ada di Tajikistan namun cenderung kosong karena apabila terlalu ramai akan ditutup atau jamaahnya dikenai denda dan dipanggil menghadap penguasa. Paling isinya saat ini hanya 4-5 orang yang sudah tua saja.

“Denda demi denda dikenakan, saudara saya didenda hanya karena shalat di pom bensin,” ungkapnya pada DOAM.

Bukan hanya karena berada di masjid, berswafoto dengan seorang ulama pun mejadi masalah di Tajiskitan.

“Ketika saya tiba di Tajikistan, seorang kenalan kami baru saja ditangkap. Sebabnya amat mengejutkan. Dia berswafoto dengan seorang ulama Uzbekistan, Solikhon Domla, dan mengunggahnya di media sosial. Dia kemudian didenda USD 20,000 atau dipenjara 15 tahun,” katanya.

Menurut muslim Tajikistan itu, meskipun masjid-masjid diisi oleh imam yang dilantik kerajaan, mereka kerap diintimidasi, diperas, dianiaya, hingga dikurung.

“Seorang kenalan kami di Jerman telah menolak untuk pulang setelah mengetahui tentang ini. Pihak berkuasa memanggil ayahnya, menyiksanya, dan merampas uang beribu-ribu dolar. Semua ternak dan kendaraan dijual demi membayar denda,” paparnya.

Di Tajikistan, jika seseorang tidak beragama, hidupnya mungkin sedikit lebih aman. Tapi berbeda dengan muslim. Lambat laun, dia akan dipanggil, disiksa, didenda, atau dipenjara, paparnya muslim Tajikistan ini.

“Ketakutan rakyat di sini seperti saat kaum Bani ȴʂraeȴ ketika di bawah kekejaman Firaun. Walaupun seorang nabi berdiri di depan mereka, mereka berkata: “Pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah. Kami tetap di sini.”

“Suatu hari saya menaiki kendaraan uum bersama 5 orang lain. Kami melalui papan iklan besar yang memperlihatkan tangan pemimpin diktator yang sedang terangkat. Para penumpang lain kemudian mengangkat tangan dan bersorak: “Inilah pasangan Tuhan! Inilah orang hebat!”

Menurutnya, siapapun yang mengkritik penguasa diktator Tajikistan akan dilabeli sebagai penghasut dan kotor. Malah dikatakan haram untuk bercakap buruk tentangnya.

Di Tajikistan, tambah muslim itu, mendengar ceramah agama pun akan menyebabkan masuk penjara terlebih bila ceramah ditemui dalam gawai masing-masing. Denda setiap rekaman ceramah sekitar USD 300 dan akan dipenjara bila tidak mampu bayar.

Hingga tulisan ini dibuat, belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Tajikistan terkait isi surat dari muslim yang mengaku berasal dari Tajikistan ini. (hanoum/arrahmah.id)