JAKARTA (Arrahmah.id) – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan permohonan maaf terbuka terkait potongan pernyataannya yang sempat viral dan menimbulkan tafsir keliru di kalangan guru.
Ia menegaskan tidak ada niat sedikit pun untuk merendahkan profesi guru, justru sebaliknya ingin menegaskan bahwa guru adalah profesi yang sangat mulia.
“Saya menyadari bahwa potongan pernyataan saya tentang guru menimbulkan tafsir yang kurang tepat dan melukai perasaan sebagian guru. Untuk itu, saya sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya. Justru sebaliknya, saya ingin menegaskan bahwa guru adalah profesi yang sangat mulia,” ujar Nasaruddin dalam unggahan di akun resmi Kementerian Agama, Kamis (4/9/2025).
Nasaruddin menuturkan dirinya lahir dan besar dari keluarga guru, bahkan puluhan tahun mengabdikan diri di madrasah, pesantren, hingga kampus. Ia menekankan, guru bukan hanya pekerjaan, melainkan panggilan jiwa yang bernilai amal jariah.
“Bagi saya, guru bukan hanya pekerjaan, tetapi panggilan jiwa. Karena kemuliaannya itulah negara wajib hadir untuk memperhatikan kesejahteraan mereka,” ucapnya.
Menag pun memaparkan sejumlah langkah konkret pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
Di antaranya, kenaikan tunjangan profesi bagi 227.147 guru non-PNS dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta per bulan, peningkatan jumlah peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) hingga 700% pada 2025, serta pengangkatan sekitar 52.000 guru honorer menjadi PPPK dalam tiga tahun terakhir.
Sebelumnya, pernyataan Imam Besar Masjid Istiqlal itu tentang guru viral di media sosial.
Dalam potongan video, Nasaruddin menyebut guru memiliki tujuan mulia untuk mencerdaskan bangsa, bukan sekadar mencari uang.
Pernyataan inilah yang kemudian menuai pro-kontra di publik.
(ameera/arrahmah.id)