Terlebih, Syaban menurut riwayat sahih, adalah bulan di mana amalan kita selama setahun penuh akan diangkat, atau “dilaporkan”. Sabda Nabi Muhammad SAW:
وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين
“…Pada bulan tersebut amal perbuatan akan diangkat kepada Tuhan semesta alam,…” (HR al-Nasai dan Ahmad)
Sebagian ulama meyakini secara spesifik, bahwa diangkatnya amal pada Syaban tepatnya adalah di malam Nisfu Syaban. Wallahu A’lam.
Karena beberapa keistimewaannya, terdapat amalan di malam Nisfu Syaban yang sayang bila kita lewatkan begitu saja.
Sayyid Muhammad ‘Alawi al-Maliki dalam karyanya Madza Fi Sya’ban menjelaskan beberapa amalan yang dapat kita lakukan di malam mulia Nisfu Syaban.
Pertama, memperbanyak istighfar alias meminta ampunan kepada Allah. Karena berdasarkan hadis riwayat Ibnu Majah di atas, malam ini adalah malam ampunan bagi mereka yang banyak beristighfar.
Kedua, memperbanyak dzikir baik sendiri atau berjamaah bersama orang lain.
Kedua, memperbanyak bacaan Alquran. Dalam tradisi di Indonesia, biasanya malam Nisfu Syaban diisi dengan pembacaan surat Yasin sebanyak tiga kali.
Ketiga, membaca doa malam Nisfu Syaban.
Keempat, memperbanyak doa, sebab menurut riwayat yang beredar, meski sebenarnya riwayat lemah, bahwa malam Nisfu Syaban adalah malam yang mustajab (doa tidak akan tertolak).
Tidak ada salahnya untuk mengamalkannya karena memang dalam riwayat lain yang sahih, umat Islam sangat dianjurkan banyak berdoa kepada Allah SWT.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلا يَقُلْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ وَلَكِنْ لِيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ وَلْيُعَظِّمْ الرَّغْبَةَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَتَعَاظَمُهُ شَيْءٌ أَعْطَاهُ