1. News
  2. Internasional

Warga Gaza Murka! Kunjungan Witkoff Dicap Sandiwara Biadab untuk Pencitraan ‘Israel’

Zarah Amala
Sab, 2 Agustus 2025 / 8 Safar 1447 06:46
Warga Gaza Murka! Kunjungan Witkoff Dicap Sandiwara Biadab untuk Pencitraan ‘Israel’
Warga Palestina di Gaza mengecam keras kunjungan utusan AS Steve Witkoff ke pusat distribusi bantuan yang dikelola Amerika [Getty]

GAZA (Arrahmah.id) – Para tokoh masyarakat, suku, dan pemimpin sipil Palestina di Jalur Gaza mengecam keras kunjungan utusan AS, Steve Witkoff, ke lokasi distribusi bantuan yang dikelola Amerika Serikat, yang mereka sebut sebagai “jebakan maut”. Mereka menuntut Witkoff untuk melihat langsung bencana kemanusiaan yang sesungguhnya akibat blokade dan agresi militer ‘Israel’, alih-alih ikut dalam tur propaganda yang memutihkan peran AS dan ‘Israel’ dalam menciptakan kelaparan massal di Gaza.

Dalam konferensi pers yang digelar Jumat (1/8/2025) di Gaza City bagian barat, perwakilan dari klan-klan besar dan organisasi sipil menyerukan agar Witkoff mengunjungi kamp-kamp pengungsian, menyaksikan kelaparan yang meluas, wabah penyakit, dan kehancuran total yang dialami warga, bukan sekadar tampil di tenda bantuan yang sudah “disterilkan” untuk kamera.

Aksi ini berlangsung di depan tenda media di Pusat Kebudayaan Rashad al-Shawa, dengan spanduk-spanduk bertuliskan: “Cukup sudah kelaparan”, “Tolak mekanisme bantuan AS”, dan “Hentikan perang terhadap Gaza”.

“Kupon Bantuan AS Berlumuran Darah”

Abu Salman Al-Mughani, Ketua Komite Tinggi Urusan Suku di Gaza, menyatakan bahwa Witkoff seharusnya melihat langsung jumlah korban dan kehancuran akibat perang, bukan membantu membungkus kebijakan pengepungan dan kelaparan sebagai misi kemanusiaan.

Ia menuding Gaza Humanitarian Foundation (GHF) dan sistem distribusi bantuan yang dikendalikan AS sebagai simbol penghinaan dan kematian.

“Kupon makanan dari Amerika datang dengan noda darah dan kehinaan,” ujar Mughani. Ia mencatat bahwa setiap hari, antara 80 hingga 90 warga Palestina tewas, banyak di antaranya saat mencoba mencapai titik distribusi bantuan, yang sering menjadi sasaran tembakan ‘Israel’.

Ia juga menyoroti bahwa pusat-pusat bantuan itu sering kali berada di lokasi yang jauh, sulit diakses, sangat berbahaya, dan kekurangan pasokan.

“Lapar Dijadikan Alat Penundukan”

Kelompok rentan seperti lansia, janda, dan penyandang disabilitas semakin terpinggirkan, tidak mampu mencapai lokasi bantuan, dan menderita di tengah kelaparan yang semakin parah serta keruntuhan sistem kesehatan.

Mughani juga mengecam kekacauan dan penjarahan yang marak di lokasi bantuan, yang menurutnya dipicu oleh geng-geng bayaran yang didukung ‘Israel’ untuk menciptakan kekacauan di Gaza. Ia menuduh ‘Israel’ menggunakan kelaparan dan anarki sebagai senjata dominasi, dan sistem bantuan AS justru mendukung strategi tersebut.

Ia menyerukan agar Witkoff berhenti bermain sandiwara dan “menyaksikan sendiri penderitaan di kamp-kamp pengungsian, bukan dari balik tenda bantuan yang dipoles untuk kamera.”

Abu Jihad al-Masri, tokoh masyarakat dari Beit Hanoun, mengatakan bahwa protes ini memang sengaja digelar bersamaan dengan kunjungan Witkoff, yang ia sebut sebagai “usaha untuk mendandani genosida agar tampak seperti misi kemanusiaan.”

“Witkoff datang bukan untuk membantu, tapi untuk menutupi kelaparan yang sengaja diciptakan ‘Israel’ dan berharap tak diketahui dunia,” kata Masri kepada Al Araby Al-Jadeed. Ia menegaskan bahwa blokade dan kejahatan perang ‘Israel’ harus diselidiki secara internasional.

Sementara itu, Khalil Abu Hassanein (83), anggota Komite Tinggi Urusan Suku, menyatakan bahwa rakyat Palestina telah hidup dalam bencana sejak Nakba 1948. Ia menilai kebijakan pengusiran ‘Israel’ terus berlangsung hingga hari ini lewat agresi brutal di Gaza sejak Oktober 2023.

“Jangan berbicara dengan standar ganda,” tegas Abu Hassanein, seraya menyerukan kepada AS untuk berhenti mendukung kejahatan ‘Israel’ dan membiarkan bantuan disalurkan melalui lembaga-lembaga internasional yang independen.

Protes ini digelar setelah Gedung Putih mengumumkan bahwa Steve Witkoff dan Duta Besar AS untuk ‘Israel’, Mike Huckabee, akan masuk ke Gaza pada Jumat (1/8) untuk “meninjau operasi bantuan” dan “mendengar langsung suara warga Palestina.”

Namun bagi warga Gaza, kunjungan ini tak lebih dari upaya pengendalian kerusakan (damage control) di tengah gelombang kecaman internasional terhadap keterlibatan AS dalam pengepungan dan penghancuran Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)