SIDOARJO (Arrahmah.id) – Memasuki hari ketiga pasca-runtuhnya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, para wali santri korban tragedi semakin mendesak pihak berwenang untuk segera mengevakuasi korban menggunakan alat berat.
Desakan ini muncul karena dari lokasi kejadian mulai tercium bau tidak sedap yang diduga berasal dari jasad para santri yang masih terjebak di bawah reruntuhan.
Sejumlah wali santri masih bertahan di Posko Informasi yang didirikan di Kampus Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam (IAI) Al Khoziny, Sidoarjo.
Mereka berharap tim SAR gabungan segera menurunkan alat berat demi mempercepat proses evakuasi, baik korban yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.
Tuti, wali dari santri bernama Nuruddin asal Blega, Bangkalan, Madura, mengaku telah ikhlas bila anaknya dinyatakan meninggal dunia.
Namun ia menegaskan bahwa yang terpenting adalah para korban segera dikeluarkan dari bawah reruntuhan.
“Dari pihak keluarga sudah pasrah, sudah ikhlas tiga hari menunggu. Sedangkan tadi di tempat kejadian sudah bau seperti itu. Kenapa alat berat tidak digerakkan?” ujar Tuti dengan suara bergetar, Senin (1/10).
Ia pun secara khusus meminta Presiden agar mengeluarkan perintah langsung untuk mengoperasikan alat berat. Menurutnya, kondisi saat ini sudah sangat mendesak dan tidak boleh lagi ditunda.
“Minta tolong untuk dapat Presiden, semuanya, Basarnas di sini harus segera dieksekusi yang keluar walaupun itu nanti tidak selamat tidak apa-apa. Yang penting dikeluarkan dari reruntuhan soalnya baunya sudah menyengat banget,” tegasnya.
Permintaan serupa juga disampaikan sejumlah wali santri lainnya yang berharap pemerintah pusat turun tangan agar evakuasi dapat segera dilakukan.
(ameera/arrahmah.id)