GAZA (Arrahmah.id) – Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, merilis sebuah video baru yang mengguncang publik: seorang tentara ‘Israel’ yang ditawan tampil dalam kondisi kurus kering, tubuhnya tinggal tulang dan kulit, menjadi simbol nyata dari kelaparan yang diciptakan ‘Israel’ di Gaza.
Video tersebut, berjudul “The Israeli Government Decided to Starve Them”, disiarkan dalam tiga bahasa: Arab, Ibrani, dan Inggris. Dalam tayangan itu, terlihat jelas bagaimana tubuh si tentara yang ditawan mengalami malnutrisi parah, tulang-tulang menonjol, wajah cekung, dan tubuh yang nyaris tak berdaya.
Brigade Al-Qassam menyebutkan bahwa tentara itu seharusnya sudah dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tahanan, namun ‘Israel’ terus menunda-nunda.
Di sela-sela tayangan itu, muncul pula adegan memilukan: bayi-bayi Palestina yang kelaparan, tubuh mereka tinggal kerangka, korban dari kelaparan sistemik yang dipaksakan oleh ‘Israel’.
Video tersebut juga menyisipkan pernyataan para pejabat ‘Israel’ yang mengkonfirmasi kekejaman ini. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, terdengar mengatakan: “Yang dibutuhkan Gaza sekarang adalah bom.” Sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dikutip berkata: “Kami hanya akan mengizinkan bantuan paling minimum.”
Al-Qassam menyatakan dalam video itu: “Mereka makan apa yang kami makan. Mereka minum apa yang kami minum,” merujuk pada para tawanan Israel yang kini mengalami penderitaan yang sama seperti warga sipil Palestina yang mereka tawan bersama-sama oleh kebijakan kelaparan ‘Israel’.
Sementara itu, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) baru-baru ini mengonfirmasi bahwa kelaparan di Gaza sepenuhnya disebabkan oleh manusia, bukan bencana alam. Badan ini menekankan bahwa pekerja kemanusiaan harus diizinkan menjalankan tugas mereka tanpa hambatan. Kini, lebih dari satu juta anak di Gaza menghadapi ancaman kelaparan akut.
Human Rights Watch juga mengecam keras blokade Israel dan menyebut sistem distribusi bantuan ‘Israel’ sebagai struktur militer cacat yang mengubah bantuan kemanusiaan menjadi jebakan mematikan penuh darah.
Video Al-Qassam memperlihatkan tawanan ‘Israel’ dari berbagai sudut, menyoroti betapa parahnya kondisi fisiknya. Di saat bersamaan, ditampilkan pula anak-anak Palestina yang mengalami nasib serupa, kelaparan yang disengaja, menyeluruh, dan menyayat hati.
Video ini mengingatkan bahwa sang tawanan bisa saja sudah bebas jika kesepakatan pertukaran tidak dihalangi ‘Israel’. Namun hingga kini, kebijakan keras kepala pemerintah Zionis terus memperpanjang penderitaan, bagi rakyat Palestina maupun tentara mereka sendiri.
Gaza kini menghadapi krisis kemanusiaan paling parah dalam sejarah modern. Kelaparan menyebar cepat. Warga sipil terjebak di bawah serangan tanpa henti dari militer ‘Israel’, dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, sejak 7 Oktober 2023.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, hampir 208.000 warga Palestina telah menjadi korban jiwa dan luka-luka sejak awal genosida ini. Dari jumlah itu, setidaknya 159 orang, mayoritas anak-ana, meninggal karena kelaparan dan malnutrisi. Lebih dari 2 juta orang kehilangan tempat tinggal, dan sekitar 90% bangunan di Gaza kini hancur total. (zarahamala/arrahmah.id)