GAZA (Arrahmah.id) – Video baru yang diperoleh CNN mengungkapkan bahwa serangan kedua ‘Israel’ terhadap Kompleks Medis Nasser di Gaza pada Senin (25/8/2025) sebenarnya merupakan dua serangan beruntun yang menyebabkan sebagian besar dari 22 korban tewas.
Dalam serangan tersebut, sebuah balkon di rumah sakit di Khan Yunis dihantam “apa yang tampak seperti peluru tank,” menurut laporan CNN, yang menewaskan seorang juru kamera Reuters dan sejumlah orang lainnya.
Laporan itu menambahkan bahwa sembilan menit kemudian, “ketika sekelompok pekerja penyelamat dan jurnalis sedang menolong para korban, mereka justru menjadi sasaran ketika militer ‘Israel’ kembali menembaki rumah sakit, sebuah taktik yang dikenal sebagai ‘double tap’.”
Disebutkan bahwa “ketukan” kedua itu sebenarnya adalah dua serangan hampir bersamaan, dan kedua serangan terakhir tersebut tampaknya “menyebabkan sebagian besar korban jiwa.”
Sedikitnya 22 orang tewas dalam serangan itu, termasuk lima jurnalis, petugas kesehatan, dan kru tanggap darurat.
Saluran TV Al Ghad sedang menyiarkan rekaman langsung para responden pertama di tangga ketika serangan kedua dan ketiga menghantam, kata laporan tersebut.
Menurut CNN, sebuah “analisis bingkai demi bingkai dari video lain” yang diperoleh pada momen yang sama “menunjukkan dengan jelas bahwa dua amunisi tambahan ditembakkan ke rumah sakit.”
Disebutkan bahwa satu proyektil “menghantam tangga tempat para petugas tanggap darurat berkumpul; sepersekian detik kemudian, proyektil lain meledak di hampir titik yang sama.”
Analisis Pakar Senjata
Laporan itu mengutip analisis seorang spesialis senjata yang menyebutkan bahwa amunisi dalam video kemungkinan besar merupakan proyektil meriam tank “serbaguna”, seperti model M339 buatan ‘Israel’.
“Dampak dua proyektil dalam waktu yang hampir bersamaan menunjukkan kemungkinan dua tank menembak target secara serentak,” kata N.R. Jenzen-Jones kepada CNN.
Ia menambahkan bahwa hal ini “menunjukkan serangan yang lebih terkoordinasi dengan cermat, bukan sekadar satu kendaraan yang menembak ‘target peluang’. Meriam tank modern, yang didukung sensor dan sistem modern, memiliki tingkat presisi tinggi.”
Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu mengakui insiden tersebut sebagai sebuah “kesalahan tragis.”
Kelima jurnalis yang tewas dalam serangan itu adalah Mohammed Salama, juru kamera Al Jazeera di Gaza; kontraktor Reuters Hossam al-Masri; jurnalis lepas Mariam Abu Daqqa; jurnalis lepas Moaz Abu Taha; dan jurnalis lepas Ahmed Abu Aziz.
Kecaman Internasional
Pada Selasa (26/8), tentara ‘Israel’ mengklaim telah “mengidentifikasi sebuah kamera yang dipasang oleh Hamas di sekitar Rumah Sakit Nasser” dan menyatakan bahwa serangan dilakukan untuk “menghilangkan ancaman tersebut dengan menghancurkan kamera.”
Sementara itu, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak ‘Israel’ untuk menghentikan serangannya terhadap layanan kesehatan di Gaza. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga mengutuk “pembunuhan yang mengerikan” tersebut, serta menyerukan dilakukannya “investigasi cepat dan imparsial atas peristiwa ini.” (zarahamala/arrahmah.id)