1. News
  2. Nasional

Update Evakuasi Korban Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Total 5 Santri Meninggal

Ameera
Kamis, 2 Oktober 2025 / 10 Rabiul akhir 1447 09:44
Update Evakuasi Korban Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Total 5 Santri Meninggal

SIDOARJO (Arrahmah.id) — Jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, kembali bertambah.

Hingga hari ketiga proses pencarian, tercatat sudah ada lima korban yang dinyatakan meninggal dunia.

Direktur Operasi Basarnas sekaligus SAR Mission Coordinator, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menjelaskan bahwa pada Rabu (1/10/2025) tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi tujuh korban sekaligus dari sektor pencarian Site A1.

Dari jumlah tersebut, lima orang ditemukan selamat, sementara dua lainnya dalam kondisi tidak bernyawa.

“Dari tujuh korban itu, lima dalam kondisi selamat dan dua lainnya sudah meninggal dunia,” ungkap Yudhi pada Kamis (2/10/2025).

Rangkaian evakuasi pada hari ketiga berlangsung penuh dinamika. Pada pukul 14.48 WIB, tim menemukan korban ke-12 dalam kondisi meninggal dunia.

Namun, tak lama berselang, harapan muncul kembali ketika seorang santri bernama Haikal berhasil diselamatkan pada pukul 15.22 WIB.

Keberhasilan berlanjut, Muhammad Wahyudi berhasil dievakuasi dengan selamat pukul 18.05 WIB, disusul Al Fatih pada pukul 18.40 WIB.

Namun, kabar duka kembali datang ketika korban ke-16 ditemukan sudah meninggal pada pukul 18.50 WIB.

Meski demikian, tim SAR tidak menyerah. Putra berhasil diselamatkan pukul 19.16 WIB, dan Rosi menyusul dievakuasi dengan selamat pada pukul 20.20 WIB.

Dengan demikian, hingga hari ketiga tercatat total 18 korban telah berhasil dievakuasi, terdiri dari 13 orang selamat dan 5 meninggal dunia.

Para korban selamat segera mendapatkan perawatan intensif di RSUD RT Notopuro Sidoarjo, sedangkan korban meninggal dunia dibawa ke RS Siti Hajar untuk proses identifikasi lebih lanjut.

Proses pencarian ini diwarnai tantangan besar. Medan evakuasi sangat sempit, hanya berdiameter 60 sentimeter dengan kedalaman 80 sentimeter.

Kondisi tersebut memaksa para relawan SAR merayap, bahkan tengkurap, untuk masuk ke lokasi korban terjebak.

Setiap tim hanya mampu bekerja dalam shift tiga jam akibat beratnya situasi di lapangan. Meski begitu, upaya keras dan koordinasi tim SAR gabungan berhasil memberikan hasil signifikan, meski jumlah korban meninggal dunia juga terus bertambah.

(ameera/arrahmah.id)