1. News
  2. Internasional

Turki Putuskan Semua Hubungan Ekonomi dan Dagang dengan ‘Israel’

Hanoum
Sabtu, 30 Agustus 2025 / 7 Rabiul awal 1447 04:26
Turki Putuskan Semua Hubungan Ekonomi dan Dagang dengan ‘Israel’
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan memberikan pidato di Majelis Agung Nasional Turkiye [Foto: AFP]

ANKARA (Arrahmah.id) — Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan negaranya telah sepenuhnya memutuskan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan ‘Israel’ dan telah menutup wilayah udaranya untuk pesawat ‘Israel’, sebagai protes atas perang di Gaza.

Berbicara dalam sidang luar biasa parlemen Turki mengenai Gaza pada Jumat (29/8/2025), Fidan mengatakan ‘Israel’ telah “melakukan genosida di Gaza selama dua tahun terakhir, mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dasar tepat di depan mata dunia”.

Dilansir Al Jazeera (29/8), Turki memutuskan hubungan perdagangan langsung dengan ‘Israel’ pada Mei tahun lalu, menuntut gencatan senjata permanen dan segera masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Pada tahun 2023, kedua negara melakukan perdagangan senilai $7 miliar.

Ankara tidak berbasa-basi tentang perang ‘Israel’ di Gaza, dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan menyebutnya sebagai genosida – seperti banyak pemimpin dunia dan organisasi hak asasi manusia terkemuka lainnya – dan menyamakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler.

“Kami telah sepenuhnya memutus perdagangan dengan ‘Israel’. Kami tidak mengizinkan kapal-kapal Turki memasuki pelabuhan-pelabuhan ‘Israel’. Kami tidak mengizinkan pesawat mereka memasuki wilayah udara kami,” kata Fidan.

Kecaman menteri luar negeri Turki ini muncul di tengah hubungan kedua negara yang semakin tegang selama bertahun-tahun, ujar Resul Serdar dari Al Jazeera.

“Ini bukan hanya tentang krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza; Turki secara bertahap memandang Israel sebagai ancaman keamanan nasional,” jelas Serdar, seraya mencatat bahwa ekspansionisme dan serangan ‘Israel’ di Timur Tengah yang lebih luas telah menimbulkan kekhawatiran.

Khususnya di Suriah, Ankara menuduh ‘Israel’ sengaja merusak upaya pemulihan negara tersebut setelah kehancuran akibat perang saudara selama 14 tahun dan penggulingan pemimpin lama Bashar al-Assad Desember lalu melalui serangan kilat pemberontak.

“Para diplomat di Ankara melihat bahwa jika ‘Israel’ tidak dihentikan, pada akhirnya mungkin akan terjadi konfrontasi militer langsung antara kedua negara ini,” ujarnya.

Serdar menambahkan bahwa komentar menteri luar negeri Turki juga menunjukkan bahwa Turki berharap negara-negara berkembang dan kekuatan lain untuk mengambil tindakan, di tengah dukungan Amerika Serikat dan Uni Eropa yang sebagian besar tak tergoyahkan terhadap ‘Israel’.

Media Turki melaporkan pekan lalu bahwa larangan lalu lintas laut yang terkait dengan ‘Israel’ telah diberlakukan, meskipun tidak ada pernyataan resmi. Menurut laporan, kapal-kapal ‘Israel’ dilarang berlabuh di Turki, dan kapal-kapal berbendera Turki tidak diizinkan memasuki pelabuhan-pelabuhan ‘Israel’. (hanoum/arrahmah.id)