KABUL (Arrahmah.id) — Otoritas Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA) dilaporkan sedang mengupayakan pembebasan Muhammad Rahim al-Afghani, seorang tahanan lama Teluk Guantanamo yang juga sahabat dekat Syeikh Osama bin Laden. Al Afghani pernah menjabat sebagai penerjemah dan tutor anak-anaknya bin Laden.
Al-Afghani disebut-sebut sebagai tahanan warga negara Afghanistan terakhir yang ditahan di Teluk Guantanamo.
Sebagai imbalannya, seperti dilansir The Media Line (30/9/2025), IIA telah menyatakan kesiapannya, atas permintaan AS, untuk membebaskan seorang warga negara AS, Mahmood Shah Habibi.
Habibi, yang memiliki kewarganegaraan ganda AS, ditangkap tak lama setelah pemimpin al Qaeda Ayman al-Zawahiri meninggal dalam serangan pesawat tak berawak AS di Kabul.
Kabarnya, Habibi pertama kali diinterogasi oleh intelijen IIA dan kemudian diserahkan kepada al Qaeda sebagai balasan atas kematian Zawahiri.
Terlepas dari klaim tersebut, IIA secara konsisten membantah menahan Habibi atau mengetahui keberadaannya.
Sumber-sumber Afghanistan, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kepada The Media Line pada hari Senin bahwa Mullah Abdul Ghani Baradar, wakil perdana menteri urusan ekonomi, secara pribadi mendesak pembebasan Rahim al-Afghani.
Upaya Baradar bukan atas nama pimpinan IIA, melainkan berakar dari hubungan pribadinya dengan keluarga bin Laden.
Perkembangan terbaru ini tidak hanya menyoroti hubungan dekat antara al-Qaeda dan IIA, tetapi juga mengonfirmasi nasib Habibi — yaitu, bahwa ia masih hidup dan ditahan bersama para anggota al-Qaeda di Afghanistan.
Namun, seorang pejabat IIA menolak berkomentar mengenai perkembangan terbaru tentang al-Afghani ketika ditanya oleh The Media Line.
Di sisi lain, sumber-sumber IIA mengatakan bahwa al-Afghani akan dibebaskan dengan imbalan warga negara AS Amir Amiry, yang dibebaskan pada hari Ahad lalu.
Al-Afghani, lahir pada tahun 1965 di provinsi Nangarhar, ditangkap di Lahore, Pakistan, pada bulan Juni 2007 dan diserahkan ke tahanan AS.
Pihak berwenang AS menggambarkannya sebagai rekan dekat bin Laden, yang diduga bertugas sebagai penerjemah dan fasilitator al-Qaeda. Meskipun telah ditahan di AS selama lebih dari 17 tahun, ia belum pernah menghadapi tuntutan resmi di pengadilan.
Muhammad Zakir Jalali, seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri IIA, menyuarakan optimisme tentang peningkatan hubungan dengan Amerika Serikat setelah kunjungan delegasi Amerika baru-baru ini ke Kabul.
Jalali mengatakan di platform X bahwa pertemuan tingkat tinggi baru-baru ini dan pembebasan tahanan AS dapat membuka jalan bagi keterlibatan yang lebih luas antara IIA dan Washington.
Ia mengatakan kedua belah pihak telah menyepakati pendekatan yang tepat untuk menangani masalah tahanan dan akan melanjutkan pembicaraan mengenai topik-topik lain. (hanoum/arrahmah.id)