1. News
  2. Internasional

Terungkap! Inggris Bantu ‘Israel’ Lacak Target di Gaza

Zarah Amala
Diperbaru: Rabu, 6 Agustus 2025 / 12 Safar 1447 10:29
Terungkap! Inggris Bantu ‘Israel’ Lacak Target di Gaza
Pesawat mata-mata Inggris kumpulkan informasi intelijen di Gaza dan langsung diserahkan ke militer 'Israel' secara real-time (QNN)

GAZA (Arrahmah.id) – Untuk pertama kalinya, pemerintah Inggris mengonfirmasi bahwa pesawat mata-mata Inggris yang terbang di atas Gaza secara aktif mengumpulkan data intelijen dan menyerahkannya langsung ke militer ‘Israel’, demikian dilaporkan oleh The Times.

Pejabat tinggi Inggris mengakui bahwa informasi tersebut dibagikan secara real-time, saat pesawat Angkatan Udara Kerajaan (RAF) masih berada di udara di atas wilayah Gaza yang terkepung.

Konfirmasi ini muncul setelah berbulan-bulan operasi pengintaian udara atas wilayah Palestina yang dibombardir habis-habisan, di mana lebih dari 61.000 warga Palestina dilaporkan tewas sejak Oktober 2023.

Pesawat pengintai Inggris, termasuk RAF Shadow R1, telah melakukan ratusan misi pengintaian sejak dimulainya genosida di Gaza. Semua penerbangan tersebut dilaporkan lepas landas dari Pangkalan Udara RAF Akrotiri di Siprus.

Shadow R1 dikenal sebagai pesawat mata-mata canggih, dilengkapi sensor optik dan elektronik mutakhir yang mampu memindai jalanan, bangunan, konvoi, bahkan memperbesar sasaran spesifik di darat.

Data pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa misi-misi ini masih berlangsung hingga setidaknya Juli 2025.

Kementerian Pertahanan Inggris mengonfirmasi bahwa operasi pengintaian di Gaza “masih berlangsung”, namun menolak menyebutkan jenis pesawat apa saja yang saat ini digunakan. Seorang sumber RAF menyebut bahwa pesawat Shadow R1 telah kembali ke Inggris, tetapi pesawat pengganti tetap dirahasiakan.

Dalih: Cari Tentara ‘Israel’, Realita: Intelijen untuk Menyerang Gaza

Pemerintah Inggris mengklaim bahwa informasi intelijen yang dikumpulkan hanya digunakan untuk “membantu mencari tentara ‘Israel’ yang masih ditawan sejak 7 Oktober 2023.” Namun sejumlah pakar militer mempertanyakan motif sebenarnya dari koordinasi ini.

Charlie Herbert, mantan Mayor Jenderal Angkatan Darat Inggris, menegaskan, “Pada kenyataannya, intelijen itu sangat mungkin digunakan untuk menyerang Hamas atau kelompok lain di Gaza.”

Ia juga memperingatkan bahwa begitu informasi itu diserahkan ke ‘Israel’, Inggris kehilangan kendali atas bagaimana data tersebut digunakan.

Selain Shadow R1, beberapa jenis pesawat lain yang turut ambil bagian dalam misi ini termasuk Poseidon P8, pesawat patroli maritim dan Rivet Joint, pesawat pengintai elektronik yang mampu menyadap sinyal dan komunikasi.

Gabungan pesawat-pesawat ini memberikan akses udara yang luar biasa luas bagi ‘Israel’ atas wilayah Gaza, baik berupa citra visual kawasan permukiman, maupun penyadapan sinyal dari perangkat di darat.

Bantuan Militer Tetap Berjalan, Meski Ada Retorika Politik

Terbongkarnya kerjasama intelijen ini terjadi di tengah memanasnya hubungan diplomatik Inggris-‘Israel’.

Pekan lalu, Perdana Menteri Keir Starmer menyatakan bahwa Inggris akan mengakui negara Palestina paling lambat September 2025, jika ‘Israel’ tak memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza.

Menteri Luar Negeri David Lammy bahkan menyebut serangan ‘Israel’ terhadap warga Gaza yang kelaparan sebagai “tindakan grotesk”, dan memperingatkan kemungkinan sanksi terhadap sejumlah menteri ekstremis ‘Israel’.

Namun, di balik retorika diplomatik tersebut, dukungan militer Inggris terhadap ‘Israel’ tetap berjalan tanpa hambatan.

Pemerintah Inggris sebelumnya menyatakan siap membagikan informasi intelijen kepada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) jika diminta. Namun, fakta bahwa intelijen terus dibagi dengan ‘Israel’ memicu kekhawatiran serius terkait keterlibatan Inggris dalam kejahatan perang. (zarahamala/arrahmah.id)