LONDON (Arrahmah.id) — Di sela-sela persiapan pemilu parlemen Suriah pertama di bawah pemerintahan baru, Presiden Suriah Ahmad asy Syaraa mendapatkan kritikan tajam dari ulama yang menjadi rujukan kelompok militan Al Qaeda.
Dilansir Risalawd (27/7/2025), Syaikh Dr. Hani as-Siba’i bin Yusuf Al-Mishry, veteran jihad Afghanistan sekaligus salah satu ulama yang direkomendasikan pemimpin al Qaeda, Ayman al Zawahiri, mengeluarkan sejumlah pernyataan yang menyerang tajam Asy Syaraa dalam tulisannya berjudul ‘Cinta dan Benci Pada Ahmad Asy Syaraa’ pada Ahad (27/7).
“Ahmad Asy Syaraa menyetujui konstitusi sekuler di Suriah pada Maret 2025—yang saat itu saya sebut “Konstitusi Genghis Khan”—yang mengecualikan hukum Islam dan tidak menjadikannya satu-satunya sumber legislasi dalam segala aspek kehidupan. Hal ini menjadikannya, menurut konsep Syariah, thagut, dan siapa pun yang mendukung atau membenarkan tindakannya dianggap seperti dia,” kritik as Siba’i.
Menurut as Siba’i, apa yang dipilih Asy Syaraa saat ini telah dengan jelas menunjukkan kesetiaannya kepada musuh-musuh Islam dan merupakan sebuah tindakan pembatalan keimanan.
As Siba’i menuduh Asy Syaraa telah menyebabkan pertumpahan darah yang dilindungi oleh hukum Islam dengan membunuh para pemimpin dan mujahidin.
“Dan di sinilah ia hari ini, secara terbuka dan tanpa malu-malu bersekutu dengan pasukan Amerika Serikat di pedesaan Aleppo dan di tempat lain, dalam penggerebekan dan penangkapan yang telah menyebabkan terbunuhnya jiwa-jiwa Muslim yang dilindungi oleh Islam. Perlu dicatat bahwa aliansi antara Ahmad asy Syaraa dan Amerika Serikat telah ada sebelum pembebasan, tetapi dirahasiakan! Masih banyak orang yang tertangkap basah melakukan kelalaian. Mereka sangat menghormati seorang agen pengkhianat, yang loyal dan bersimpati kepada musuh-musuh Islam terhadap Muslim yang darahnya suci menurut hukum Islam,” katanya.
As Siba’i masih tidak percaya kenapa mereka yang sebelumnya digambarkan sebagai revolusioner dan mujahidin dapat berpartisipasi bersama pasukan Amerika dan pihak lainnya dalam perang melawan Muslim yang menentang Ahmad asy Syaraa.
“Setiap orang yang berpartisipasi dan terus berpartisipasi dalam aliansi dan kampanye melawan Muslim ini telah murtad dan meninggalkan Islam. Jihad mereka sebelumnya tidak akan berguna bagi mereka! Begitu pula kesetiaan mereka kepada Ahmad asy Syaraa! Mereka telah menghancurkan apa yang mereka putar dengan tangan mereka sendiri! Pekerjaan mereka sebelumnya—jika itu benar—telah lenyap! Bila diandaikan, jenggot mereka telah menjadi “jerami” untuk kelinci dan ternak!” ucap As Siba’i dengan keras.
Menurut As Siba’i, Ahmad asy Syaraa telah terbukti bertanggung jawab atas pemusnahan sekelompok pemimpin mujahidin melalui identifikasi dan penelusuran biografinya sejak kemunculannya di Aleppo dan Idlib di lokasi kejadian di Syam.
As Siba’i mengambil salah satu informasinya dari pernyataan Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, dengan saluran TV Amerika beberapa bulan lalu yang menyebutkan bahwa Asy Syaraa ia memberikan informasi intelijen untuk memerangi kelompok militan Islamic State (ISIS) dan kelompok militan Hurras as Dien yang berafiliasi dengan al Qaeda.
“Ahmad asy Syaraa adalah thagut, seperti semua penguasa thagut yang bersekutu dengan musuh-musuh Islam melawan umat Islam dan melindungi kepentingan mereka,” tuduh As Siba’i, “Ahmad asy Syaraa tumbuh di bawah asuhan dan pengawasan ketat intelijen Turki dan Amerika, serta entitas Zionis, dan menerima pelatihan serta bimbingan langsung dari mereka.”
Di akhir kritik tajamnya, As Siba’i mengingatkan bahwa ikatan iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan kebencian karena Allah. Persahabatan tidak halal kecuali karena Allah dan permusuhan tidak halal kecuali karena Allah.
“Waspadalah terhadap penyembahan para thagut—apa pun nama mereka—waspadalah terhadap penyembahan berhala-berhala yang telah dihancurkan Islam, waspadalah terhadap penciptaan “Firaun”! Waspadalah terhadap penyembahan “Ahmad Cohen”!,” tutup as Siba’i. (hanoum/arrahmah.id)