GAZA (Arrahmah.id) – Kepresidenan Suriah menyatakan bahwa Presiden Ahmad asy Syaraa menerima tiga panggilan telepon pada Kamis malam (17/7/2025) dari Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
Dalam pernyataan resminya, Kepresidenan Suriah menjelaskan bahwa ketiga pemimpin tersebut membahas perkembangan terakhir di Suriah, khususnya situasi di wilayah selatan negara itu.
Para pemimpin Arab Saudi, Turki, dan Qatar juga menyampaikan dukungan penuh mereka kepada Suriah dalam menghadapi situasi sensitif ini, serta penolakan mereka terhadap segala bentuk intervensi asing. Ketiganya juga menegaskan penolakan keras terhadap serangan ‘Israel’ yang terus berulang di wilayah Suriah.
Dalam pernyataan yang sama, ditegaskan bahwa para pemimpin regional tersebut mendukung keutuhan wilayah Suriah dan pentingnya tegaknya kedaulatan negara di seluruh wilayah nasionalnya.
Penolakan terhadap Agresi
Pada Kamis (17/7), 11 negara, termasuk Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain, Oman, Kuwait, Yordania, Irak, Lebanon, Mesir, dan Turki, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam semua bentuk intervensi asing dalam urusan dalam negeri Suriah. Pernyataan ini disampaikan setelah serangan ‘Israel’ ke Damaskus dan sejumlah wilayah lain di Suriah dengan dalih melindungi komunitas Druze.
Dalam pernyataan tersebut, negara-negara tersebut menyebut serangan berulang ‘Israel’ sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional. Mereka juga menegaskan dukungan mereka terhadap keamanan, persatuan, stabilitas, dan kedaulatan Suriah.
Pernyataan itu juga menyambut baik kesepakatan yang dicapai pada Rabu malam (16/7) terkait situasi di Provinsi Sweida dan menekankan pentingnya implementasi kesepakatan tersebut.
Negara-negara tersebut juga menyambut baik komitmen Presiden Suriah Ahmad asy Syaraa untuk mengusut dan menindak pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap warga sipil di Sweida.
Kementerian Luar Negeri Saudi menjelaskan bahwa pernyataan bersama ini lahir dari pembahasan intensif antara para Menteri Luar Negeri dari kesebelas negara selama dua hari terakhir.
Sebagai catatan, Provinsi Sweida dalam beberapa hari terakhir dilaporkan mengalami bentrokan berdarah yang menyebabkan ratusan korban jiwa, menurut sejumlah sumber. (zarahamala/arrahmah.id)