1. News
  2. Internasional

Suriah Bersihkan Pejuang Badui dari Sweida dan Nyatakan Gencatan Senjata

Hanin Mazaya
Ahad, 20 Juli 2025 / 25 Muharram 1447 18:11
Suriah Bersihkan Pejuang Badui dari Sweida dan Nyatakan Gencatan Senjata
(Foto: Reuters)

SWEIDA (Arrahmah.id) – Pemerintah Suriah telah mengumumkan bahwa para pejuang Badui telah keluar dari kota Sweida dan bahwa pasukan pemerintah telah dikerahkan untuk mengawasi keluarnya mereka dari seluruh provinsi.

Pengumuman pada Sabtu (19/7/2025), muncul setelah Presiden Suriah Ahmad Asy Syaraa memerintahkan gencatan senjata baru antara kelompok-kelompok Badui dan Druze, menyusul kesepakatan terpisah yang ditengahi oleh Amerika Serikat untuk mencegah serangan militer “Israel” lebih lanjut di Suriah.

Tak lama sebelum klaim pemerintah tersebut, terdapat laporan mengenai tembakan senapan mesin di kota Sweida serta penembakan mortir di desa-desa terdekat, lansir Al Jazeera.

Tidak ada laporan langsung mengenai korban jiwa.

Nour al-Din Baba, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Suriah, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dilansir oleh kantor berita resmi Sana bahwa pertempuran telah berakhir “setelah upaya intensif” untuk mengimplementasikan kesepakatan gencatan senjata dan pengerahan pasukan pemerintah di wilayah utara dan barat provinsi Sweida.

Ia mengatakan bahwa kota Sweida, yang terletak di bagian barat provinsi tersebut, kini telah “dibersihkan dari semua pejuang suku, dan bentrokan-bentrokan di lingkungan kota telah dihentikan”.

Efek domino
Pertempuran pecah minggu lalu ketika penculikan seorang sopir truk Druze di jalan raya umum memicu serangkaian serangan balas dendam dan mengakibatkan para pejuang suku dari seluruh penjuru negeri mengalir ke Sweida untuk mendukung komunitas Badui di sana.

Bentrokan ini juga melibatkan pasukan pemerintah Suriah.

“Israel” mulai menyerang pada Rabu, melakukan serangan udara besar-besaran di Sweida dan ibu kota Suriah, Damaskus, mengklaim bahwa itu adalah untuk melindungi komunitas Druze setelah beberapa anggota kelompok minoritas tersebut menuduh pasukan pemerintah melakukan pelanggaran terhadap mereka.

Pasukan pemerintah Suriah menarik diri dari Swida pada Kamis.

Sedikitnya 260 orang telah tewas dalam pertempuran, dan 1.700 orang lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Suriah. Namun, kelompok-kelompok lain menyebutkan angka lebih dari 900 orang tewas.

Lebih dari 87.000 orang juga telah mengungsi.

Pertempuran ini merupakan tantangan terbaru bagi pemerintahan Asy Syaraa, yang mengambil alih kekuasaan setelah menggulingkan Presiden Bashar al-Assad pada Desember lalu.

Asy Syaraa, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi pada Sabtu, meminta semua pihak untuk meletakkan senjata dan membantu pemerintah memulihkan perdamaian.

“Sementara kami berterima kasih kepada klan-klan [Badui] atas sikap heroik mereka, kami meminta mereka untuk mematuhi gencatan senjata dan mengikuti perintah negara,” katanya. “Semua pihak harus memahami bahwa saat ini membutuhkan persatuan dan kerja sama penuh, sehingga kita dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dan menjaga negara kita dari campur tangan asing dan hasutan dari dalam.”

Dia mengutuk serangan “Israel”, dengan mengatakan bahwa hal itu “mendorong negara tersebut ke dalam fase berbahaya yang mengancam stabilitasnya”. (haninmazaya/arrahmah.id)