1. News
  2. Internasional

Spanduk “Stop Killing Children, Stop Killing Civilians” Muncul di Final Piala Super UEFA

Zarah Amala
Jumat, 15 Agustus 2025 / 21 Safar 1447 10:46
Spanduk “Stop Killing Children, Stop Killing Civilians” Muncul di Final Piala Super UEFA
Sebuah spanduk besar bertuliskan “Stop Killing Children. Stop Killing Civilians” dipajang di lapangan sebelum pertandingan Piala Super UEFA pada Rabu (13/8/2025) di Udine, Italia. (Foto: rekaman video)

GAZA (Arrahmah.id) – Sebuah spanduk besar bertuliskan “Stop Killing Children. Stop Killing Civilians” dibentangkan di lapangan sebelum laga Piala Super UEFA pada Rabu (13/8/2025) di Udine, Italia.

“Dari Piala Super UEFA di Udine, pesannya jelas dan lantang. Sebuah spanduk. Sebuah seruan,” tulis badan sepak bola Eropa itu X, menyertakan foto spanduk yang dibentangkan di depan para pemain Paris Saint-Germain dan Tottenham Hotspur saat mereka berbaris sebelum pertandingan dimulai.

Spanduk tersebut dibawa oleh sembilan anak pengungsi yang kini berada di Italia, berasal dari Palestina, Afghanistan, Irak, Nigeria, dan Ukraina.

Partisipasi Anak-Anak Palestina

UEFA dalam pernyataannya menyebut, dua anak pengungsi Palestina juga diundang untuk ikut dalam seremoni penyerahan medali.

Salah satunya adalah Tala, seorang gadis Palestina berusia 12 tahun dengan kondisi kesehatan rapuh yang dipindahkan ke Milan untuk mendapatkan perawatan medis. Menurut UEFA, peralatan medis yang memadai tidak tersedia di Gaza setelah pecahnya perang.

Ia didampingi oleh Mohamed, bocah berusia 9 tahun yang kehilangan kedua orang tuanya dalam perang dan mengalami luka serius akibat serangan udara. Saat ini Mohamed sedang menjalani perawatan di Milan.

Langkah UEFA ini muncul setelah mereka menuai kritik karena unggahan perpisahan di media sosial untuk pesepakbola Palestina Suleiman al-Obeid, yang dikenal sebagai “Pele Palestina”, tanpa menyebutkan bagaimana ia meninggal atau siapa yang membunuhnya.

Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) menyatakan al-Obeid (41) gugur pada Rabu, 6 Agustus, akibat serangan ‘Israel’ terhadap warga sipil yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza bagian selatan. Saat itu, ia sedang berusaha mendapatkan bantuan makanan dan air di tengah kelaparan parah.

Dalam unggahannya, UEFA hanya menulis “Farewell” kepada “Pele Palestina” dan menyebutnya sebagai “bakat yang memberi harapan bagi banyak anak, bahkan di masa tergelap.” Hal ini memicu respons keras, termasuk dari pemain Liverpool Mohamed Salah yang menulis, “Bisakah kalian jelaskan bagaimana ia meninggal, di mana, dan kenapa?”

Penulis Palestina Mosab Abu Taha juga mengecam: “Luar biasa pengecutnya kalian yang tidak mau menyebut siapa yang membunuhnya (‘Israel’) dan bagaimana/di mana ia dibunuh (saat mencari makanan di dekat lokasi distribusi bantuan).”

Jurnalis Ahmed el-Din menambahkan: “Betapa memalukan, kalian tak mau menyebut bahwa ‘Israel’ membunuhnya ketika ia mengantre demi anak-anaknya yang kelaparan. MEMALUKAN.”

UEFA dan FIFA Disorot

Unggahan foto spanduk “Stop Killing Children” juga memicu komentar tajam. Seorang pengguna X menulis: “Rusia langsung diboikot setelah menyerang Ukraina. Tapi kalian butuh dua tahun untuk Gaza, dan sekarang hanya memberi pesan pasif tanpa tindakan tegas terhadap genosida ‘Israel’. Memalukan, UEFA!”

Pengguna lain berkata: “Kalau kalian punya rasa malu, hentikan slogan dan larang tim nasional ‘Israel’ serta klub ‘Israel’ bermain di kompetisi kalian.”

Mosab Abu Taha menegaskan: “Yang kalian maksud adalah ‘hentikan genosida ‘Israel’!’ Ayo, kalian hampir berani menyebut pelakunya.”

FIFA, badan sepak bola dunia, juga menghadapi kritik karena tak menjatuhkan sanksi apapun terhadap ‘Israel’.

Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 700 atlet dan ofisial olahraga Palestina tewas, termasuk 322 orang yang terafiliasi dengan PFA, di antaranya pemain, pelatih, wasit, administrator, dan pengurus klub.

Setidaknya 288 fasilitas olahraga rusak atau hancur, 268 di antaranya berada di Gaza. Markas PFA di Gaza juga menjadi sasaran serangan udara ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)