DEN HAAG (Arrahmah.id) – Pemerintah Belanda kembali diguncang krisis politik setelah seluruh anggota kabinet dari Partai New Social Contract (NSC) mengundurkan diri secara massal, Sabtu (16/8). Langkah ini dipicu penolakan pemerintah untuk menjatuhkan sanksi terhadap ‘Israel’ atas perang di Gaza yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.
Pengunduran diri tersebut terjadi hanya sehari setelah Menteri Luar Negeri Kaspar Veldkamp meletakkan jabatannya. Ia mundur karena kecewa dengan sikap pemerintah yang dinilai tidak bersedia mengambil langkah tegas terhadap ‘Israel’, termasuk terkait perluasan permukiman ilegal di Tepi Barat.
Menurut laporan stasiun televisi NOS, para pejabat NSC yang mundur antara lain wakil perdana menteri, menteri dalam negeri, menteri pendidikan, menteri kesehatan, serta empat menteri lainnya. Semua dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap Veldkamp.
Dalam pernyataannya, Veldkamp menegaskan bahwa dirinya menghadapi “resistensi keras” di dalam kabinet setiap kali mengusulkan langkah signifikan untuk menghentikan agresi ‘Israel’.
Sementara itu, Partai VVD (People’s Party for Freedom and Democracy) mengecam keras langkah NSC. VVD menyebut pengunduran diri massal itu sebagai tindakan “tidak bertanggung jawab” yang justru “menciptakan kekacauan” di saat pembahasan kebijakan masih berjalan.
Pemerintah Belanda sendiri sudah berstatus kabinet sementara sejak runtuh pada 3 Juni lalu. Situasi politik yang kian rapuh diperkirakan akan berlangsung hingga terbentuk koalisi baru pasca pemilu Oktober mendatang.
Langkah NSC mencerminkan tekanan politik yang makin tajam di Eropa, di mana banyak pemerintahan menghadapi tekanan publik dan gelombang protes besar terkait sikap mereka atas perang ‘Israel’ di Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)