1. News
  2. Internasional

Shaheen: Imarah Islam Telah Memenangkan Dua Arena, Militer dan Politik

Hanin Mazaya
Rabu, 13 Agustus 2025 / 19 Safar 1447 16:22
Shaheen: Imarah Islam Telah Memenangkan Dua Arena, Militer dan Politik
(Foto: Tolo News)

KABUL (Arrahmah.id) – Saat Afghanistan mendekati peringatan keempat kembalinya Imarah Islam ke kekuasaan, pejabat pemerintah menyoroti prestasi mereka di bidang politik dan militer.

Suhail Shaheen, kepala sementara Kedutaan Besar Imarah Islam di Qatar, mengatakan bahwa prestasi ini telah menggagalkan rencana politik dan taktis musuh serta memperkuat sistem negara.

Shaheen mengatakan: “Keistimewaan kemenangan ini adalah bahwa Imarah Islam Afghanistan, selain di front militer, juga meraih kesuksesan di arena politik dan mencapai tepi kemenangan. Hasil inisiatif ini sangat positif dan membuka jalan bagi pembentukan sistem Islam di Afghanistan.”

Dia juga menekankan bahwa, berkat upaya anggota Imarah Islam dan pengorbanan rakyat Afghanistan, kekuatan global dan sekutunya telah menerima kekalahan, lansir Tolo News (13/8/2025).

Analis politik memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai pencapaian Imarah Islam selama empat tahun terakhir.

Analis politik Najib ur-Rahman Shamal mengatakan: “Upaya pemerintah sementara untuk membangun hubungan dengan negara lain dan memenuhi kebutuhan ekonomi rakyat Afghanistan terus berlanjut, tetapi masalah masih ada, dan pemerintah sementara belum menjadi pemerintah pilihan rakyat Afghanistan.”

Seorang analis politik lain, Saleem Paigir, mengatakan: “Selama empat tahun terakhir, Imarah Islam telah berhasil menegakkan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan. Mengenai mengapa komunitas internasional tidak ingin berinteraksi dengan Afghanistan, mungkin mereka memiliki tuntutan sendiri.”

Sebelumnya, pejabat senior Imarah Islam, Anas Haqqani juga menggambarkan Perjanjian Doha sebagai kekalahan bagi Amerika Serikat dan pencapaian besar bagi Imarah Islam, dengan mengatakan bahwa tujuan utama adalah untuk memperoleh kekuasaan melalui perjanjian tersebut, namun kepergian mantan presiden Ashraf Ghani mengubah arahnya.  (haninmazaya/arrahmah.id)