1. News
  2. Internasional

Saksi Mata: Pasukan ‘Israel’ dan Tentara Bayaran AS Tembaki Warga Gaza di Lokasi Bantuan

Zarah Amala
Diperbaru: Sabtu, 23 Agustus 2025 / 29 Safar 1447 10:45
Saksi Mata: Pasukan ‘Israel’ dan Tentara Bayaran AS Tembaki Warga Gaza di Lokasi Bantuan
'Israel' melakukan beberapa pembantaian 'bantuan' di Gaza. (Foto: via QNN)

GAZA (Arrahmah.id) – Tentara pendudukan ‘Israel’ dan kontraktor militer asing dilaporkan menembaki warga Palestina yang kelaparan di sekitar lokasi distribusi bantuan Gaza Humanitarian Foundation (GHF), menurut kesaksian seorang sopir truk bantuan kepada CBS News.

Saksi yang hanya disebut “Mike” mengaku direkrut oleh perusahaan logistik AS untuk mengemudi truk bantuan di ‘Israel’, tanpa mengetahui bahwa ia akan bekerja di Gaza. Ia merekam secara diam-diam suasana lokasi GHF, di mana terdengar tembakan nyaris tanpa henti.

“Butuh dua atau tiga hari untuk menyadari bahwa mereka benar-benar menembaki orang, bukan kombatan,” kata Mike. Menurutnya, tembakan itu bukan peringatan, melainkan “indiscriminate” yang dilakukan bersama oleh tentara ‘Israel’ dan kontraktor keamanan asal Amerika.

Data Kementerian Kesehatan Palestina menyebut lebih dari 2.000 orang tewas dan lebih dari 15.000 terluka saat mencari bantuan di lokasi GHF sejak akhir Mei.

Mike juga mengaku pernah diperintahkan membersihkan sisa-sisa tubuh manusia akibat tembakan. Ia menambahkan bahwa beberapa kontraktor AS kerap berbangga diri dengan jumlah orang atau hewan yang berhasil mereka tembak.

GHF dan tentara ‘Israel’ sama-sama membantah laporan tersebut. GHF menegaskan tidak ada warganya yang menembak sipil, sementara militer ‘Israel’ mengaku tengah menyelidiki laporan “kerugian sipil”.

Sebelumnya, seorang mantan tentara AS bernama Anthony Aguilar menyebut lokasi distribusi GHF di Gaza sebagai “jebakan maut” yang sengaja dibangun di zona pertempuran aktif.

GHF juga dikritik karena menerapkan sistem baru berbasis biometrik, yang mewajibkan warga menyerahkan data pribadi dan foto untuk bisa mendapatkan bantuan. Kementerian Dalam Negeri Gaza memperingatkan warga agar tidak menyerahkan informasi tersebut.

Sejumlah pakar PBB, termasuk Pelapor Khusus Francesca Albanese, mengecam skema bantuan GHF sebagai bentuk manipulasi kemanusiaan demi agenda militer dan politik, serta pelanggaran serius terhadap hukum internasional. (zarahamala/arrahmah.id)