1. News
  2. Internasional

Rumah Sakit al-Shifa Dikepung Sabuk Api, Tank-tank Maju Semakin Jauh ke Gaza

Zarah Amala
Senin, 29 September 2025 / 7 Rabiul akhir 1447 10:30
Rumah Sakit al-Shifa Dikepung Sabuk Api, Tank-tank Maju Semakin Jauh ke Gaza
Sebuah tank 'Israel' menutup jalan di lingkungan Tel al-Hawa, barat daya Kota Gaza (Eropa)

GAZA (Arrahmah.id) – Pada Ahad (28/9/2025), pesawat tempur ‘Israel’ menggempur Gaza dengan membentuk “sabuk api” di sekitar Rumah Sakit al-Shifa, menghancurkan sebuah menara apartemen, serta menargetkan lebih banyak rumah dalam kampanye penghancuran besar-besaran di jantung Kota Gaza.

Sumber medis di Gaza melaporkan, sejak fajar hingga malam, sedikitnya 40 warga Palestina gugur akibat serangan udara ‘Israel’ di berbagai wilayah Jalur Gaza. Serangan kali ini kembali terpusat di beberapa distrik Kota Gaza, disertai serangan di wilayah tengah dan selatan, hanya sehari setelah pembantaian yang merenggut lebih dari 90 jiwa.

Invasi darat ‘Israel’, yang dimulai 16 September lalu dalam kerangka operasi “Kereta Gideon 2”, terus disertai penghancuran, pembunuhan, dan pengusiran massal warga.

Sabuk Api di Sekitar al-Shifa

Reporter Al Jazeera melaporkan, pesawat ‘Israel’ menebar “sabuk api” dahsyat di sekitar Rumah Sakit al-Shifa, bagian barat Kota Gaza. Serangan itu menimbulkan kekhawatiran bahwa pasukan pendudukan yang sudah merangsek ke wilayah tersebut berencana menyerbu rumah sakit terbesar di Gaza itu.

Serangan udara juga menghantam kawasan barat Kota Gaza, termasuk distrik al-Nasr, Rimal, dan kamp pengungsi al-Shati. Pesawat ‘Israel’ juga menghancurkan Menara Makkah di kawasan Tel al-Hawa, selatan kota.

Tak berhenti di situ, serangan menyasar distrik Tel al-Hawa dan Sabra, menyebabkan korban jiwa dan luka-luka. Gedung-gedung milik Universitas Islam pun ikut hancur. Di kawasan al-Daraj, tim Al Jazeera melaporkan sejumlah rumah di distrik al-Tawbah dibombardir tanpa memberi waktu bagi penduduk dan pengungsi untuk menyelamatkan barang-barang mereka.

Sumber Palestina menambahkan, sebuah drone ‘Israel’ melepaskan bom di Jalan Yafa, kawasan al-Tuffah, melukai sejumlah warga. Tiga jenazah juga ditemukan usai serangan di sekitar Stadion Palestina, utara Gaza.

Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, menyebut situasi “katastrofis”, mengingat intensitas serangan yang menargetkan permukiman padat. Menurutnya, banyak jenazah masih terkubur di bawah reruntuhan di area yang dikuasai pasukan ‘Israel’.

Korban di Tengah dan Selatan Gaza

Di kamp pengungsi Nuseirat, serangan udara ‘Israel’ menewaskan 13 warga Palestina dan menyebabkan banyak lainnya tertimbun reruntuhan setelah dua rumah dibom, sehari setelah kamp ini diguncang pembantaian berdarah.

Sementara di Khan Yunis, enam warga Palestina yang sedang menunggu bantuan di dekat pusat distribusi milik “Gaza Humanitarian Foundation” ditembak mati pasukan ‘Israel’.

Saksi mata dan tenaga medis yang dikutip Reuters mengatakan tank ‘Israel’ menerobos lebih dalam ke distrik Sabra, Tel al-Hawa (selatan), Sheikh Radwan (utara), dan al-Nasr (barat), mendekati pusat Kota Gaza dan wilayah barat tempat ratusan ribu warga mengungsi.

Kendaraan militer ‘Israel’ bahkan maju hingga dekat sebuah kantor PBB di Jalan al-Nasr. Sumber lokal menyebut, puluhan warga terpaksa mengungsi dari distrik al-Nasr akibat manuver pasukan pendudukan.

Serangan darat ini, yang sudah lama diancamkan, akhirnya diluncurkan pada 16 September lalu, setelah berminggu-minggu serangan udara yang memaksa banyak warga mengungsi, meski puluhan ribu masih terjebak di dalam kota.

Di sisi lain, tragedi kelaparan terus menelan korban. Rumah Sakit Syuhada al-Aqsa melaporkan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun meninggal akibat malnutrisi dan kurangnya perawatan medis. Sebelumnya, Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis juga mengonfirmasi seorang bayi meninggal karena kelaparan.

Kondisi darurat pangan di Gaza telah dinyatakan sebagai famine resmi sejak 22 Agustus, dan sejak itu puluhan warga, termasuk anak-anak, meregang nyawa akibat kelaparan. (zarahamala/arrahmah.id)