1. News
  2. Internasional

RS Nasser Dibombardir, Hamas Sebut “Israel” Sengaja Membungkam Jurnalis Gaza

Samir Musa
Diperbaru: Senin, 25 Agustus 2025 / 2 Rabiul awal 1447 18:42
RS Nasser Dibombardir, Hamas Sebut “Israel” Sengaja Membungkam Jurnalis Gaza
Para korban tewas di lantai empat rumah sakit akibat serangan ganda - satu rudal mengenai sasaran pertama, lalu rudal lainnya beberapa saat kemudian ketika tim penyelamat tiba [Tangkapan Layar/Al Jazeera]

GAZA (Atrahmah.id) — Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengecam keras serangan udara “Israel” yang menghantam Kompleks Medis Nasser di Kota Khan Younis, selatan Jalur Gaza, pada Senin (25/8). Dalam pernyataan resminya, Hamas menyebut serangan ini sebagai “kejahatan perang berlapis” yang menargetkan jurnalis, tenaga medis, serta tim pertahanan sipil.

Menurut keterangan awal, serangan tersebut menyebabkan 15 warga Palestina gugur syahid, mayoritas di antaranya adalah jurnalis dan tenaga medis. Di antara korban syahid adalah jurnalis Hossam al-Masri, Muhammad Salama, Maryam Abu Diqah, dan Mu’adz Abu Thah. Hamas menegaskan bahwa pembunuhan ini adalah pembantaian mengerikan yang bertujuan membungkam media agar tidak mengungkap kejahatan perang dan pembersihan etnis yang dilakukan penjajah di Gaza.

Hamas menuduh Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu dan pemerintahannya sebagai “rezim teroris yang secara terang-terangan mengabaikan hukum internasional”, dengan menyerang rumah sakit sipil dan membunuh kelompok yang seharusnya mendapat perlindungan menurut konvensi internasional.

“Tujuan penjajah jelas: mengintimidasi para jurnalis agar berhenti meliput kejahatan perang dan kondisi kemanusiaan yang kian memburuk akibat politik kelaparan sistematis yang mereka jalankan,” tegas Hamas dalam pernyataannya.

Gerakan perlawanan itu juga menuntut masyarakat internasional, PBB, dan seluruh pihak terkait untuk segera bertindak menghentikan genosida yang sedang berlangsung di Gaza, menyelamatkan warga sipil, dan memberikan bantuan darurat secara cepat.

Hamas menekankan bahwa para pemimpin negara Arab dan Islam memikul tanggung jawab besar untuk menekan Amerika Serikat serta negara-negara pendukung penjajah agar menghentikan perang, dengan memanfaatkan seluruh instrumen politik, diplomatik, dan ekonomi yang ada.

Serangan terbaru ini kembali menegaskan pola agresi “Israel” sejak 7 Oktober 2023 yang menargetkan warga sipil, rumah sakit, dan awak media di Gaza, di tengah kecaman luas dunia internasional.

(Samirmusa/arrahmah.id)