1. News
  2. Internasional

Ribuan Warga Alawi Tinggalkan Rumah Mereka di Damaskus

Hanoum
Senin, 1 September 2025 / 9 Rabiul awal 1447 03:55
Ribuan Warga Alawi Tinggalkan Rumah Mereka di Damaskus
Pria-pria Alawi Suriah memuat barang-barang mereka ke truk saat meninggalkan rumah mereka di Sumariya, pinggiran barat laut Damaskus, Suriah, Sabtu, 30 Agustus 2025. [Foto: AP/Omar Sanadiki]

DAMASKUS (Arrahmah.id) — Ribuan anggota minoritas Alawi Suriah mulai meninggalkan rumah mereka di pinggiran Damaskus setelah diserbu faksi bersenjata pro-pemerintah.

Dilansir ABC News (31/8/2025), mereka takut menjadi target balas dendam dari mayoritas Sunni pasca-jatuhnya rezim Bashar Assad akhir tahun lalu.

Sebelumnya, kelompok minoritas ini dianggap istimewa di bawah pemerintahan keluarga Alawi Assad, tetapi sejak pemerintahan Bashar Assad jatuh akhir tahun lalu, para anggotanya khawatir akan adanya balas dendam.

Meskipun pejabat pemerintah kemudian mengatakan tidak ada perintah penggusuran seperti itu, banyak penduduk Sumariya mengemas barang-barang mereka ke dalam truk dan meninggalkan rumah mereka, karena khawatir serangan lebih lanjut.

Assad sendiri adalah anggota minoritas Alawi, dan selama masa pemerintahannya, kaum Alawi terwakili secara tidak proporsional dalam pasukan keamanan dan intelijen.

Wilayah Sumariya, barat laut Damaskus, pernah menjadi tempat tinggal militer, termasuk untuk anggota Divisi Lapis Baja ke-4, yang dituduh oleh aktivis oposisi Suriah melakukan pembunuhan di luar hukum, penyiksaan, pemerasan, dan perdagangan narkoba.

Sebagian besar anggota Divisi ke-4 melarikan diri dari wilayah tersebut ketika Assad jatuh. Namun, keluarga-keluarga sipil juga tinggal di sana, banyak di antaranya tinggal di rumah-rumah kecil satu lantai yang dibangun dengan buruk.

Mohammad Ibrahim, seorang pensiunan pegawai negeri, mengatakan kepada The Associated Press pada hari Sabtu (29/8) bahwa ia membeli rumah kecilnya pada tahun 2010, dan kemudian mendapatkan keputusan pengadilan yang meresmikan kepemilikannya.

Syria Report, sebuah publikasi yang melacak perekonomian negara itu, mengatakan Sumariya muncul pada tahun 1980-an di atas tanah yang dirampas dari kota Moadamiyat al-Sham. Laporan itu mencatat bahwa banyak penghuni saat ini tidak memiliki dokumen resmi yang membuktikan kepemilikan atau perjanjian sewa, sehingga mereka rentan terhadap penggusuran mendadak. (hanoum/arrahmah.id)

 

 

Tag: , ,