1. News
  2. Internasional

Qatar dan AS Siapkan Usulan Baru untuk Hentikan Perang di Gaza

Samir Musa
Sabtu, 9 Agustus 2025 / 15 Safar 1447 19:41
Qatar dan AS Siapkan Usulan Baru untuk Hentikan Perang di Gaza
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman (kanan) dan utusan Amerika Serikat Steve Witkoff (agensi).

DOHA (Arrahmah.id) – Situs berita Amerika Axios melaporkan bahwa Qatar dan Amerika Serikat tengah menyiapkan rancangan usulan baru untuk perjanjian gencatan senjata di Gaza. Rancangan ini rencananya akan disampaikan kepada Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan pihak “Israel” dalam dua pekan ke depan.

Menurut laporan tersebut, utusan Amerika Serikat, Steve Witkoff, dijadwalkan bertemu pada Sabtu (9/8) di Spanyol dengan Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, guna membahas rencana mengakhiri perang di Gaza serta membebaskan para tawanan.

Seorang pejabat “Israel” mengatakan bahwa pemerintahan Benjamin Netanyahu “tidak menolak” upaya mencapai kesepakatan akhir dengan Amerika Serikat, namun mengklaim Hamas tidak akan menerimanya. Ia menyebut kesenjangan pandangan antara “Israel” dan Hamas soal penghentian perang “terlalu besar”, sehingga pembicaraan mengenai kesepakatan menyeluruh saat ini “tidak ada gunanya”.

Pejabat tersebut menambahkan bahwa rencana yang disetujui kabinet keamanan “Israel” (kabinett) pada Jumat (8/8) untuk menguasai Gaza “tidak akan dilaksanakan segera”. Tidak ada jadwal waktu yang ditetapkan untuk memulai operasi tersebut, sehingga masih terbuka peluang mencari solusi diplomatik. Ia juga menyebut Netanyahu “membuka pintu” untuk menghentikan operasi di Gaza jika perundingan kembali dilanjutkan.

Pada Jumat dini hari, kabinett “Israel” mengesahkan rencana bertahap untuk menguasai seluruh wilayah Gaza, dimulai dengan pendudukan Kota Gaza dan pengusiran sekitar satu juta penduduknya ke arah selatan, kemudian mengepung kota, serta melakukan operasi penyusupan ke pusat-pusat permukiman.

Menurut data PBB, 87% wilayah Gaza saat ini sudah berada di bawah pendudukan “Israel” atau terkena perintah evakuasi. Badan dunia itu memperingatkan, perluasan operasi militer akan membawa “dampak bencana” bagi warga sipil.

Selama 22 bulan genosida di Gaza, telah dilakukan beberapa putaran perundingan tidak langsung antara Hamas dan “Israel” terkait penghentian perang dan pertukaran tawanan. Proses ini dimediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.

Dalam periode tersebut, tercapai dua kali kesepakatan gencatan senjata: pada November 2023 dan Januari 2025. Keduanya memuat pertukaran tawanan secara terbatas. Namun, “Israel” kemudian mengingkari kesepakatan Januari dan melanjutkan agresinya di Gaza pada 18 Maret lalu.

(Samirmusa/arrahmah.id)