1. News
  2. Internasional

Petani di Herat Beralih ke Drip Irigasi di Tengah Kekeringan yang Berkepanjangan

Hanin Mazaya
Sabtu, 23 Agustus 2025 / 29 Safar 1447 15:35
Petani di Herat Beralih ke Drip Irigasi di Tengah Kekeringan yang Berkepanjangan
(Foto: Tolo News)

HERAT (Arrahmah.id) – Akibat kekeringan yang melanda Herat baru-baru ini, para petani semakin beralih ke sistem drip irigasi.

Di distrik Pashtun Zarghun, sebelah timur kota Herat, lahan melon kini diairi melalui drip irigasi, yang memungkinkan hasil panen yang lebih baik.

Petani Fazel Ahmad Ahmadi, untuk pertama kalinya, mengganti metode irigasi tradisional di lahan pertaniannya dengan sistem drip irigasi. Ia mengatakan perluasan drip irigasi dapat membantu mencegah pemborosan air, lansir Tolo News (23/8/2025).

Ahmadi menjelaskan: “Kita dapat mengatakan bahwa dengan sistem ini, 60 hingga 70 persen air dapat dihemat. Itu salah satu manfaatnya. Manfaat lainnya adalah hasil panen dengan drip irigasi lebih baik dibandingkan metode lain, yang berarti kita mendapatkan produk berkualitas lebih tinggi.”

Selama setahun terakhir, sistem drip irigasi telah diperluas di beberapa distrik di Herat.

Kekeringan dan kekurangan air telah memaksa para petani untuk mengadopsi metode ini. Menurut Dinas Pertanian dan Irigasi Herat, drip irigasi telah berkontribusi pada peningkatan produktivitas pertanian.

Bashir Ahmad Ahmadi, kepala urusan pertanian di Direktorat Pertanian, Irigasi, dan Peternakan provinsi, mengatakan: “Kami telah mengaktifkan sistem drip irigasi. Air yang sebelumnya kami gunakan dengan melepaskannya langsung ke lahan hanya dapat mengairi sekitar 10 hektar, tetapi sekarang, dengan drip irigasi, kami dapat mengairi 20 hektar.”

Aktivasi drip irigasi juga telah mengurangi tenaga kerja petani, mereka mengatakan tidak perlu lagi menggali kanal kecil dan menunggu berjam-jam untuk menyiram tanaman mereka.

Petani Mohammad Halim mengatakan: “Daripada membajak, menggali kanal, dan membangun tanggul untuk mengalirkan air ke lahan, metode ini jauh lebih mudah.”

Petani lain, Abdul Aziz, menambahkan: “Ketinggian air tanah menurun dari hari ke hari. Sebelum kita kehabisan air sepenuhnya, lebih baik kita menghematnya.”

Karena berkurangnya curah hujan dan salju, para petani di Afghanistan barat telah menggali sumur dalam untuk mengekstrak air tanah.

Pejabat setempat memperingatkan bahwa tingkat air tanah di area ini telah turun secara signifikan, dan jika tren ini terus berlanjut, penyediaan air minum bagi penduduk akan menjadi sangat sulit dalam waktu dekat.

Drip irigasi adalah sistem penyaluran air yang sangat efisien, mengantarkan air dan nutrisi secara perlahan dan merata langsung ke zona akar tanaman melalui jaringan pipa atau selang, emitor (penetes), dan katup. Sistem ini meminimalkan pemborosan air dan pupuk, mengurangi penyakit tanaman, dan meningkatkan hasil panen, sehingga menjadi metode yang ideal untuk pertanian modern, terutama di lahan kering atau saat musim kemarau. (haninmazaya/arrahmah.id)