1. News
  2. Internasional

Pertama Kalinya! Bendera Revolusi Suriah Berkibar di AS

Hanoum
Ahad, 21 September 2025 / 29 Rabiul awal 1447 16:46
Pertama Kalinya! Bendera Revolusi Suriah Berkibar di AS
Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shaibani mengibarkan bendera Suriah di gedung Kedutaan Besar Suriah di Washington, DC, Amerika Serikat, pada 19 September 2025. [Foto: Tessa World]

WASHINGTON (Arrahmah.id) — Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shaibani pada Jumat (19/9/205), mengibarkan bendera di gedung Kedutaan Besar Suriah di Washington, DC, Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya selama lebih dari sepuluh tahun terakhir.

Upacara tersebut dihadiri komunitas Suriah-AS yang menyebut momen itu sebagai hari bersejarah bagi rakyat Suriah dan awal babak baru hubungan bilateral sembilan bulan setelah jatuhnya Bashar al Assad.

Pengibaran bendera tersebut berlangsung menjelang kunjungan Presiden Suriah Ahmad asy Syaraa ke New York untuk menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ini akan menjadi kunjungan pertama Presiden Suriah ke AS dalam waktu 58 tahun terakhir.

“Tentu saja ini adalah momen bersejarah,” kata Shaibani kepada Anadolu Agency (20/9), setelah upacara berlangsung. Ia menambahkan, momen itu mencerminkan perjuangan rakyat Suriah selama 14 tahun perang saudara.

Raghad Bushnaq (55) warga AS keturunan Suriah asal Damaskus yang sudah tinggal di Amerika sejak 1989, menyebutkan hari itu tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

“Saya ingat terakhir kali berada di sini sekitar 15 tahun lalu. Duta besar memotret kami dari dalam gedung untuk dilaporkan kepada Assad. Saat itu banyak teman saya menutupi wajahnya. Kini kami bisa hadir dengan bahagia. Ini momen bersejarah. Anda bisa mencium aroma kebebasan di Suriah,” ujarnya.

Bushnaq juga menyampaikan terima kasih kepada Turki dan semua negara yang telah membantu serta mendukung rakyat Suriah.

Sementara itu, Ameer Alsamman, warga Suriah-AS sekaligus pendiri program siniar Syria Speaks, menyebut hari itu sebagai awal nyata babak baru hubungan AS-Suriah.

“Hari ini adalah awal baru. Semoga Damaskus dan Washington bisa membangun hubungan yang jauh lebih baik. Menurut saya, ini pertanda bahwa keadaan bergerak ke arah yang benar,” ucapnya.

Terkait dengan isu pencabutan permanen sanksi AS terhadap Suriah, Alsamman mengatakan banyak pihak, termasuk dirinya, menginginkan hal itu.

“Saya ingin sanksi Suriah dicabut. Banyak juga anggota Kongres berpendapat sama. Presiden Donald Trump sudah menyampaikannya. Saya optimistis,” katanya.

Selama kunjungannya, Shaibani bertemu sejumlah anggota parlemen dan pejabat senior AS, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Christopher Landau serta Utusan Khusus AS untuk Suriah Tom Barrack.

Menurut pemerintah AS, pembicaraan di Departemen Luar Negeri mencakup masa depan Suriah, hubungan Suriah-Israel, serta perjanjian 10 Maret antara Damaskus dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF).

Perjanjian yang diumumkan oleh kepresidenan Suriah pada awal tahun ini memuat rencana integrasi SDF ke institusi negara, yang menegaskan kembali integritas teritorial, serta penolakan agenda separatis.

Kunjungan Shaibani ke Washington pada Kamis (18/9) menandai lawatan pertama seorang Menteri Luar Negeri Suriah ke AS selama lebih dari 25 tahun terakhir.

Kunjungan bersejarah itu berlangsung di tengah upaya Damaskus memperluas keterlibatan diplomatik setelah bertahun-tahun terisolasi akibat perang saudara dan runtuhnya rezim Bashar al-Assad.

Assad, yang memimpin Suriah hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada akhir 2024, yang mengakhiri dominasi Partai Baath yang berkuasa sejak 1963.

Pada Januari 2025, pemerintahan transisi baru dipimpin Presiden Ahmad asy Syaraa resmi dibentuk di Suriah. (hanoum/arrahmah.id)