1. News
  2. Internasional

Perlawanan Gaza Tingkatkan Intensitas Serangan untuk Lumpuhkan Pasukan ‘Israel’

Zarah Amala
Senin, 21 Juli 2025 / 26 Muharram 1447 09:00
Perlawanan Gaza Tingkatkan Intensitas Serangan untuk Lumpuhkan Pasukan ‘Israel’
Perlawanan Palestina menargetkan kendaraan militer 'Israel' di Gaza. (Foto: rekaman video)

GAZA (Arrahmah.id) – Perlawanan Palestina di Gaza pada Ahad (20/7/2025) mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan intensitas serangan terhadap pasukan pendudukan ‘Israel’.

Brigade Al-Qassam menyatakan bahwa, dalam koordinasi dengan Brigade Al-Quds, para pejuangnya telah menargetkan tiga tank Merkava milik ‘Israel’ di wilayah Shuja’iyya dengan menggunakan alat peledak jenis Shawaaz dan Thaqib, serta rudal tandem.

Al-Qassam juga mengonfirmasi bahwa seorang tentara ‘Israel’ tewas ditembak oleh pejuang perlawanan saat berada di dalam tank Merkava, di dekat Sekolah Al-Nazareth di lingkungan Shuja’iyya, Gaza timur.

Serangan perlawanan terus berlangsung di seluruh wilayah Gaza, menyebabkan banyak korban jiwa dan luka di pihak tentara ‘Israel’.

‘Israel’ secara konsisten mengakui jatuhnya korban tewas dan luka di kalangan tentaranya selama apa yang mereka sebut sebagai operasi-operasi “sulit”.

Sementara itu, Otoritas Penyiaran ‘Israel’ melaporkan bahwa Brigade Lintas Udara (Paratroopers) dan Brigade Komando dari Divisi 98 militer ‘Israel’ telah ditarik dari Jalur Gaza.

Laporan itu juga menambahkan bahwa meskipun militer ‘Israel’ mengklaim memiliki lima divisi yang beroperasi di Gaza, jumlah sebenarnya jauh lebih sedikit. Brigade Lintas Udara dijadwalkan akan dikerahkan kembali ke wilayah Tepi Barat yang diduduki dalam pekan ini, menggantikan pasukan cadangan.

Menurut sumber-sumber ‘Israel’, sekitar 900 tentara dan perwira ‘Israel’ telah tewas sejak 7 Oktober 2023.

Sejak tanggal tersebut, ‘Israel’, dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, telah melancarkan kampanye genosida di Gaza yang telah menewaskan dan melukai lebih dari 199.000 warga Palestina, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 9.000 orang masih dinyatakan hilang, sementara ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi, banyak di antaranya meninggal karena kelaparan. (zarahamala/arrahmah.id)