GHAZNI (Arrahmah.id) – Pemugaran Masjid Babaji yang bersejarah di kota tua Ghazni telah diselesaikan oleh sebuah yayasan budaya.
Saat peresmian masjid ini, Wakil Menteri Kebudayaan dan Seni di Kementerian Informasi dan Kebudayaan, Atiqullah Azizi, mengatakan kepada Tolo News bahwa beberapa jaringan mafia asing sedang berupaya menyelundupkan artefak sejarah dan budaya Afghanistan.
Namun, ia mengatakan bahwa Imarah Islam telah membentuk komite dan unit keamanan khusus di semua wilayah perbatasan dan bandara, untuk mencegah penyelundupan semacam itu.
Azizi menyatakan: “Setiap hari, puluhan artefak budaya dicegah untuk diselundupkan. Beberapa orang mencoba mengangkut dan menyelundupkan artefak ini, tetapi mereka tidak memiliki kapasitas untuk melakukannya. Ada lingkaran mafia yang didukung dari luar negeri.”
Menurutnya, beberapa organisasi dan lembaga yang sebelumnya bekerja sama dalam urusan budaya baru-baru ini menghentikan kegiatan mereka dengan mengaitkannya dengan politik, sehingga beberapa proyek rekonstruksi tidak tuntas.
Azizi menambahkan: “Beberapa organisasi, yayasan, dan negara yang dulu bekerja sama di sektor budaya, dengan slogan-slogan tentang perlindungan budaya, warisan, dan monumen sambil mengaku apolitis, sayangnya kini telah meninggalkan beberapa proyek karena alasan politik.”
Menurut para pejabat, Masjid Babaji dipugar dengan biaya 150.000 dolar AS. Mengingat nilai historisnya, pekerjaan tersebut diselesaikan dengan gaya tradisionalnya selama lebih dari setahun.
Fazal Karim Ahmadi, kepala urusan konstruksi di Yayasan Kebudayaan Aga Khan, juga mengatakan: “Sekitar 150.000 dolar AS dihabiskan untuk pemugaran masjid ini. Semua yang dibutuhkan dalam sebuah monumen bersejarah telah dipertimbangkan. Kami pertama-tama melakukan penelitian dan kemudian memulai pekerjaan praktis.”
Seorang warga Ghazni, Agha Mohammad Khoshi Zada, mengatakan: “Kami mendesak Kementerian Informasi dan Kebudayaan untuk memainkan peran yang lebih besar dalam merestorasi monumen-monumen bersejarah dan memberikan lebih banyak perhatian, karena warisan sejarah mewakili identitas bangsa.”
Warga Ghazni lainnya, Zabihullah, mengatakan: “Kami sangat senang masjid ini telah dipugar. Kami memiliki banyak monumen bersejarah di sini yang terancam rusak dan harus dilestarikan.”
Menurut pejabat setempat di Ghazni, Masjid Babaji adalah masjid pertama di Provinsi Ghazni, yang dibangun di kota tua lebih dari 1.400 tahun yang lalu. (haninmazaya/arrahmah.id)