GAZA (Arrahmah.id) – Pasukan pendudukan ‘Israel’ melakukan serangkaian penggerebekan di berbagai kota dan desa di Tepi Barat pada Senin dini hari (25/8/2025). Tentara menyerbu rumah-rumah, menahan sejumlah warga, dan meninggalkan kerusakan. Aksi ini berlangsung bersamaan dengan laporan kelompok hak asasi Palestina yang menyebut pemukim ilegal ‘Israel’ mendirikan tiga pos pemukiman baru di selatan Tepi Barat.
Di bagian utara Tepi Barat, penggerebekan di Qalqilya berfokus di lingkungan Kafr Saba, sementara pasukan ‘Israel’ juga menyerbu kota Azzun di sebelah timur, menurut laporan Al Mayadeen. Seorang perempuan muda Palestina ditangkap dalam penggerebekan ini. Serangan terpisah juga dilancarkan ke kota al-Zawiya, sebelah barat Salfit.
Di Tulkarem, tentara ‘Israel’ menyerbu kota Deir al-Ghoson dan menahan seorang pemuda setelah mengepung sebuah gedung tempat tinggal. Di Birzeit, sebelah utara Ramallah, satu orang pemuda juga ditangkap dalam operasi serupa.
Sementara itu di selatan Tepi Barat, pasukan ‘Israel’ merazia beberapa wilayah di provinsi Hebron (al-Khalil). Mereka juga menyerbu kota Beit Ummar di utara dan Yatta di selatan, masuk ke sejumlah rumah warga.
Di Nablus, pasukan ‘Israel’ melakukan operasi di dalam kota maupun di kamp pengungsi Balata. Meski belum ada laporan penangkapan, kehadiran militer ‘Israel’ terlihat masif di seluruh kawasan, menurut sumber lokal yang dikutip Al Mayadeen.
Pos Pemukiman Baru
Al-Baidar Organization for the Defense of Bedouin Rights melaporkan, pada Senin (25/8) para pemukim ilegal ‘Israel’ menempatkan puluhan rumah portabel di tanah milik warga di sebelah timur desa Birin, Hebron. Tindakan ini praktis menciptakan tiga pos pemukiman baru, menurut Anadolu Agency.
Organisasi tersebut memperkirakan perluasan ini merampas sekitar 6.400 dunum (6,4 juta meter persegi) tanah milik warga Birin, kota Bani Naim, serta sebagian wilayah Hebron. Selama dua bulan terakhir, kawasan itu menjadi target upaya pemukiman baru, termasuk pembangunan jalan, perampasan lahan besar-besaran, serta penghancuran ladang dan sumur air. Mereka memperingatkan langkah ini secara langsung mengancam keberadaan warga Palestina di wilayah tersebut.
Serangan ke Al-Mughayyir
Pada Ahad malam (24/8), puluhan pemukim ‘Israel’ dengan kawalan pasukan pendudukan menyerbu desa Al-Mughayyir, timur laut Ramallah, menurut kantor berita resmi Palestina WAFA.
Para pemukim menyerang kawasan Khalayel, merusak sebuah bangunan pertanian milik keluarga Abu Hamam, dan berusaha menyerang anggota keluarga tersebut. Tidak ada korban luka dilaporkan.
Pasukan ‘Israel’ juga terus menggusur lahan warga untuk hari keempat berturut-turut demi membuka jalan baru bagi pemukim. Sebelumnya, tentara memberlakukan pengepungan ketat di desa itu setelah operasi besar-besaran yang merusak rumah, lahan pertanian, serta menahan puluhan warga, termasuk kepala dewan desa.
Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan warga Palestina menanam kembali pohon-pohon zaitun yang dicabut paksa pasukan ‘Israel’.
400 Lebih Serangan
Menurut Anadolu, Komisi Perlawanan Tembok dan Permukiman Otoritas Palestina mencatat pemukim ‘Israel’ melakukan 466 serangan di Tepi Barat selama Juli lalu. Serangan-serangan itu menewaskan empat warga Palestina serta memaksa dua komunitas Badui, sekitar 50 keluarga, mengungsi. Laporan itu juga menyebut adanya upaya mendirikan 15 pos pemukiman baru.
Sejak perang genosida ‘Israel’ di Gaza pecah pada Oktober 2023, setidaknya 1.015 warga Palestina tewas dan lebih dari 7.000 lainnya luka-luka di Tepi Barat akibat serangan tentara ‘Israel’ dan pemukim ilegal, menurut data Kementerian Kesehatan Palestina.
Pada Juli lalu, Mahkamah Internasional (ICJ) menyatakan pendudukan ‘Israel’ atas wilayah Palestina ilegal, dan menuntut agar semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur segera dibongkar.