KABUL (Arrahmah.id) — Para pejabat Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA) dengan tegas menolak ancaman AS untuk merebut kembali Pangkalan Udara Bagram, dan menekankan bahwa setiap upaya untuk membangun kembali kehadiran militer asing akan menghadapi perlawanan keras.
Dilansir Xinhua (21/9/2025), Qari Fasihuddin Fitrat, Kepala Staf Kementerian Pertahanan IIA, menanggapi pemberitaan mengenai pembicaraan serah terima Pangkalan Udara Bagram, dengan menyatakan: “Tidak mungkin bernegosiasi mengenai satu inci pun wilayah Afghanistan.”
Mullah Tajmir Jawad, Deputi Pertama Direktorat Jenderal Intelijen, menanggapi seruan agar AS merebut kembali pangkalan udara strategis tersebut dengan mengatakan bahwa pemerintah IIA akan mempertahankan sistem yang ada saat ini.
Sejalan dengan tekad ini, Menteri Pertahanan Afghanistan Mohammad Yaqoob Mujahid mengatakan kepada media, “Jawaban kami adalah, jika kalian tidak pergi dan menginginkan pangkalan, kami siap melawan kalian selama 20 tahun lagi.”
Zakir Jalaly, direktur politik Kementerian Luar Negeri Afghanistan, menepis anggapan kembalinya AS.
“Rakyat Afghanistan tidak pernah menerima kehadiran militer asing di tanah mereka sepanjang sejarah. Afghanistan dan Amerika membutuhkan keterlibatan dalam hubungan ekonomi dan politik berdasarkan rasa hormat bilateral dan kepentingan bersama,” kata Jalali, seperti yang dikutip oleh media pemerintah.
Trump, yang telah mengkritik pendahulunya, Joe Biden, atas penyerahan pangkalan udara Bagram selama penarikan pasukan AS pada Agustus 2021, mengatakan kepada para wartawan di London pada hari Kamis bahwa “Kami ingin merebutnya kembali.”
Pangkalan udara Bagram, 50 km di utara Kabul, pernah menjadi pangkalan militer utama pasukan AS di Afghanistan selama 20 tahun kehadiran militer pasukan koalisi militer pimpinan AS, yang berakhir pada Agustus 2021 dan membuka jalan bagi runtuhnya rezim yang didukung Barat dan pengambilalihan kekuasaan oleh pemerintah IIA saat ini. (hanoum/arrahmah.id)