1. Kontribusi
  2. Opini

Palestina dan Kesadaran Persatuan Global

Oleh Erikka Sastriani Aktivis Muslimah
Jum, 11 Juli 2025 / 16 Muharram 1447 19:29
Palestina dan Kesadaran Persatuan Global
Seorang pria Palestina memeriksa kerusakan akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Maghazi di Jalur Gaza tengah, pada 4 November 2022. (Foto: AFP)

Dilansir dari laman CNBC Indonesia, dilaporkan jumlah korban yang tewas di Jalur Gaza, Palestina, meningkat menjadi 56.412 orang dengan 133.054 orang lainnya terluka sejak pecahnya konflik antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023. Hal ini disampaikan otoritas kesehatan Gaza pada hari Sabtu (28/6).

Genosida yang masih berlangsung di Gaza sampai saat ini bukanlah sekadar tragedi kemanusiaan yang memilukan. Ini menjadi bukti nyata betapa lemahnya dunia Islam saat ini. Selama lebih dari 20 bulan, hampir setiap hari kita menyaksikan langsung tragedi yang memilukan di Palestina. Rakyat dibombardir siang dan malam, setiap hari anak-anak dibantai, rumah sakit dihancurkan, Masjid-masjid dibumihanguskan.

Sebelumnya Zionis memblokade bantuan warga Gaza dengan tujuan untuk menciptakan kelaparan. Dimana kelaparan itu digunakan sebagai senjata untuk membunuh warga Gaza secara perlahan. Kini dengan biadabnya Zionis menembaki warga Gaza yang tengah menunggu bantuan makanan. Penembakan ini di lakukan di titik Gaza Humanitarian Foundation (GHF) lembaga bantuan yang di dukung Israel dan Amerika Serikat (AS). Tercatat sedikitnya ada 549 warga Palestina dibunuh di titik Distribusi Bantuan sejak GHF beroperasi di Enklave Palestina pada 27 Mei 2025.

Sungguh kebiadaban yang amat nista. Meskipun kebiadaban Zionis tak manusiawi lagi, kaum muslimin dan mujahidin di Gaza menghadapi semua itu dengan kesabaran dan keteguhan jiwa yang amat luar biasa. Kesabaran dan keteguhan ini berasal dari keimanan mereka. Mereka juga memahami hidup mulia untuk Islam dan kaum muslimin. Maka tatkala Allah memerintahkan menjaga tanah Al-Quds agar tidak dirampas oleh penjajah. Umat Islam di Palestina tidak menyerah selangkah pun untuk melakukan perlawanan dan pembelaan melawan Zionis.

Sementara di balik itu, yang membuat hati ironis para penguasa muslim menutup mata dan membisu, seolah tidak peduli dengan persoalan yang menimpa anak-anak Palestina. Disatu sisi mereka malah membuka jalur diplomasi dengan penjajah Israel. Lalu menolak embargo minyak ke Zionis. Kondisi inilah yang membuat Gaza berjihad sendirian menghadapi Zionis.

Karena itu, umat harus memahami akar persoalan yang terjadi antara Palestina dan Israel. Yakni penjajahan dan perampasan tanah-tanah milik Palestina. Sehingga dengan begitu umat menjadi jelas menyikapinya. Bahwa penjajahan harus dihapuskan dan para penjajah harus hengkang dari tanah Palestina. Karenanya Palestina tidak boleh dibiarkan sendiri memerangi musuhnya tetapi mesti harus ada gerakan persatuan untuk membela dan menolong mereka.

Untuk itu upaya penyadaran harus terus digaungkan dengan semakin kuat dan makin keras agar upaya ini terus dilakukan oleh kaum muslim memiliki kesadaran untuk bersatu dan menjauhi perpecahan. Terlebih para pengemban dakwah mereka harus menguatkan dan meningkatkan upaya nya agar dukungan umat atas dasar kesadaran makin menguat sehingga umat akan terus bergerak dan menuntut penguasa mereka agar kembali kepada tuntunan Islam dalam menyelesaikan problem di Palestina. Yaitu bebasnya Palestina dengan Jihad dan tegaknya negara khilafah. Para pengemban dakwah harus terus berusaha mewujudkan opini umum atas solusi hakiki persoalan Palestina yang dilandasi dengan kesadaran perintah syariat dengan membela saudara sesama muslim.

Mereka terus memimpin umat menuju jalan yang sudah ditempuh Rasulullah saw menuju penegakan hukum Allah sebagai sarana untuk melangsungkan kembali kehidupan Islam dengan tegaknya negara Khilafah. Selain itu para pengemban dakwah juga harus terus menjaga keistiqomahan berjalan dalam dakwah sesuai thariqah Rasulullah saw dan meningkatkan kemampuannya dalam membangun Kesadaran umat dengan persatuan seluruh umat menjadi sesuatu yang urgen untuk diambil. Semua itu menuntut upaya menguatkan hubungan dengan Allah agar pertolongan Allah segera datang.

Wallahua’lam bis shawwab

Editor: Hanin Mazaya