“Kelaparan massal” inilah yang terjadi di Gaza, bahkan Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyampaikan bahwa blokade Israel telah mendorong Gaza ke ambang kelaparan massal. Karena sejak Maret lalu Israel menutup semua pintu masuk ke Gaza, mereka juga mencegah semua barang termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan masuk. Bahkan bukan hanya mencegah, militer Israel telah menghancurkan puluhan ribu paket bantuan makanan dan obat-obatan yang diperuntukan bagi penduduk Gaza yang tengah kelaparan, hal ini diinformasikan oleh Lembaga Penyiaran Israel. (Republika, 26 Juli 2025)
Akibat dari blokade tersebut, puluhan ribu anak terancam kematian karena kondisi yang mengkhawatirkan. Menurut Dr. Mohammed Abu Salmiyah, Direktur Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza sekitar 900.000 anak menderita kelaparan, dan 70.000 diantara mereka mengalami malnutrisi. Selain kematian yang diakibatkan kelaparan lebih dari 1.000 warga Palestina telah dibunuh oleh militer Israel saat mencoba mendapatkan makanan.
Kebiadaban Zionis Yahudi kian dipertontonkan, bahkan apa yang mereka lakukan sudah di luar nalar manusia normal. Mereka menganggap bahwa warga Palestina itu bagaikan debu yang harusr dibersihkan dengan berbagai cara. Kebrutalan mereka sengaja menyasar semua hal bukan hanya penduduknya baik anak-anak maupun orang tua. Akan tetapi semua infrastruktur dan fasilitas publik di Gaza juga dibombardir. Dan saat ini, kebiadaban itu bukan lagi berupa senjata dan bom tapi membuat warga Gaza kelaparan hingga meregang nyawa.
Hampir di setiap negara di belahan dunia, aksi solidarotas menyerukan untuk hentikan kelaparan, bahkan kecaman dan kutukan mereka tunjukan bagi Israel yang telah menumpuk bantuan dan tidak memberikan bantuan pada penduduk Gaza agar penduduk mereka mati kelaparan. Israel sengaja melakukan ini sebagai senjata ampuh menghabisi entitas muslim Palestina. Mirisnya, tak satupun penguasa negeri muslim tergerak untuk membantu mengusir zionis dari bumi Palestina. Kemampuan mereka hanya mengecam dan menonton darah tertumpah saudaranya, bahkan membiarkan kelaparan mendera anak-anak Gaza.
Para penguasa muslim tidak dapat melakukan apa-apa terhadap kekejaman zionis padahal yang dibutuhkan warga Palestina bukan semata kecaman dan makanan tapi militer untuk mengusir para penjajah, tetapi hal ini sangat sulit dilakukan oleh para pemimpin muslim karena selain terhalang oleh nasionalisme, mereka tersandera juga atas kepentingan masing-masing, dan yang lebih ironis lagi mereka bekerjasama dengan negara-negara yang turut serta membantu terhadap para zionis dan mereka lebih takut kehilangan kekuasaannya dibanding harus menolong saudara sesama muslim.
Masalah yang menimpa warga Gaza adalah tanggung jawab seluruh kaum muslimin untuk serta membantu membebaskan mereka, karena tanah Palestina adalah tanah Kharajiyah dan sudah berada di bawah kekuasaan Islam saat dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khattab ra. pada 15 H dan pada 583 H kembali dibebaskan oleh Salahudin Al-Ayyubi. Dan Islam telah mensyariatkan bahwa sesama muslim adalah bersaudara, oleh sebab itu pembelaan terhadap warga Gaza sama halnya menjaga nyawa sendiri dari ancaman. Allah Swt. telah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara…” (TQS. Al Hujurat ayat 10)
Pembelaan terhadap keamanan dan kenyamanan warga negara dari ancaman Yahudi, telah dilakukan Rasulullah di Madinah. Saat itu Rasulullah saw. mengusir Bani Qainuqa karena melanggar perjanjian dan membunuh seorang muslim. Tindakan Rasulullah ini sejalan dengan firman Allah Swt: “Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa”. (TQS. Al-Baqarah 194)
Wallahua’lam bis shawwab
Editor: Hanin Mazaya