Nama Raya akhir-akhir ini sedang ramai diperbincangkan di dunia maya. Dia bukan artis tetapi seorang bocah usia 4 tahun berasal dari Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang meninggal dunia akibat infeksi cacing akut. Peristiwa ini banyak mengundang perhatian dari berbagai kalangan.
Seperti yang diberitakan salah satu media, Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauziah menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa yang menimpa Raya. Menurutnya kasus ini menjadi peringantan serius tentang pentingnya perlindungan hak-hak anak, terutama di bidang pengasuhan, kesehatan dan lingkungan hidup yang layak. Beliau juga menyampaikan bahwa penderitaan yang harus dialami seorang anak bahkan sampai meninggal ini sangat memilukan. Kejadian ini mengingatkan akal sehat dan nurani bahwa pemenuhan hak anak bukan saja tanggung jawab orang tua anak tetapi menjadi tanggung jawab bersama. (Tribunnews.com, Jakarta 21/8/2025)
Pada 13 Juli 2025 tim relawan Rumah Teduh, menemukan Raya dalam kondisi kritis dan mereka langsung membawanya ke RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi. Selama di rumah sakit tim dokter mengeluarkan cacing gelang dari dalam tubuhnya termasuk cacing gelang yang keluar dari hidungnya sepanjang 15 cm. Melihat hasil CT scan menunjukan cacing telah menyebar sampai ke otak. Dan akhirnya Pada 22 Juli Raya meninggal dunia setelah dirawat 9 hari. Menurut pihak rumah sakit anak tersebut sulit ditangani karena terlambat dibawa ke rumah sakit.
Kondisi rumah yang ditempati keluarga Raya sangat memprihatinkan. Mereka juga tidak mempunyai jaminan kesehatan dan sosial. Raya hidup dalam lingkungan yang tidak layak dengan kondisi ibu dan ayahnya yang berpenyakit TBC. Rumahnya panggung dan dibawahnya dijadikan kandang ayam yang diduga menyebabkan sumber infeksi cacing. Dengan keterbatasan ekonomi dan mental membuat pengasuhan terhadap Raya tidak optima. Kesehariannya ia sering main di bawah kolong rumah panggungnya sendirian dengan keadaan tanah yang kotor dan dipenuhi kotoran ayam, dari sanalah diduga secara perlahan penyakitnya masuk ke tubuhnya yang kecil.
Dedi Mulyadi atau sering disebut KDM selaku Gubernur Jawa Barat mengancam akan memberikan sanksi kepada aparat desa setempat karena dianggap lalai dalam mengurus warganya. Masih banyak respon dari pejabat atas terjadinya kasus ini, tapi sayang respon mereka muncul setelah kasusnya mencuat ke publik.
Kesehatan dalam Sistem Kapitalis
Adanya kasus Raya membuktikan pelayanan kesehatan di negeri ini belum mampu memberikan jaminan kesehatan bagi rakyatnya termasuk anak-anak. Tragedi yang dialami Raya harus menjadi pengingat bahwa akses kesehatan dan perlindungan sosial tidak boleh tergantung pada kondisi ekonomi maupun birokrasi yang berbelit. Dalam sistem sekarang kesehatan hanya mudah diakses oleh mereka yang berduit, tetapi makin tidak terjangkau oleh masyarakat miskin.
Inilah dampak buruk dari sistem kapitalis. Negara hanya berperan menjadi fasilitator dan regulator. Kesehatan hanya dijadikan industri besar yang memberikan keuntungan kepada pemilik modal dan mengabaikan keadaan masyarakat. Program-program kesehatan gratis yang digulirkan tidak menyelesaikan masalah. Yang lebih miris lagi permasalahan kesehatan ini banyak menimpa anak muda yang merupakan genearsi penerus bangsa.
Masih banyak kasus-kasus seperti Raya yang tidak muncul ke permukaan. Kemiskinan membuat mereka tidak bisa mengakses fasilitas kesehatan yang layak, kalaupun ada jauh dan mahal serta pelayan tidak maksimal. Negara abai dalam dalam memberikan perlindungan dan kesehatan kepada masyarakat miskin dan lemah. Mereka dibiarkan hidup sendiri dalam lingkungan yang tidak layak. Seharusnya kasus Raya dijadikan momentum untuk introspeksi dan perubahan oleh pemerintah dalam mengambil kebijakan setiap permasalahan.
Kesehatan dalam Islam
Islam adalah agama yang sempurna yang Allah turunkan untuk mengatur makhluk ciptannya. Seluruh sendi kehidupan diatur oleh sang Maha Pengatur tidak terkecuali kesehatan. Kesehatan dalam Islam adalah hak setiap warga yang termasuk dalam kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh negara. Pemimpin dalam Islam akan menyadari akan tugasnya sebagai pelindung, pelayan atau periayah urusan rakyatnya. Pelayanan kesehatan tidak hanya kesehatan fisik saja tetapi mental dan lingkungan juga diperhatikan. Pelayanan diberikan kepada orang tua sampai anak-anak tidak memandang mereka kaya atau miskin dengan akses yang mudah dan murah atau gratis.
Dalam Islam kepemimipinan adalah amanah yang akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak seperti dalam sabda Rasulullah saw:
“Imam (pemimipin/khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas urusan mereka”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Kondisi sosial dalam Islam sangat terjaga. Mereka mempunyai perasaan, pemikiran dan aturan yang sama sehingga ukhuwah mereka kuat, kepedulian diantara mereka akan terbangun. Ketika ada tetangga atau saudara berada dalam kesulitan mereka tidak akan membiarkannya, mereka akan segara menolongnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai, mengasihi dan menyayangi seperti satu tubuh, jika satu anggota tubuh sakit maka seluruh anggota tubuh akan merasakan sakitnya dengan tidak bisa tidur dan demam”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Negara bisa menyelenggarakan semua pelayanan publik dengan mudah dan murah bahkan gratis karena mempunyai sumber pemasukan yang besar. Diantara pemasukan tersebut berasal dari fa’i, kharaj, zakat, dan dari pengelolaan sumber daya alam milik umum dan negara. khalifah juga memberikan kesempatan kepada swasta untuk berpartisifasi dalam penyelenggaraan pelayan kesehatan, tetpi tidak untuk mencari keuntungan. Ada banyak wakaf Rumah sakit yang didirikan pada masa kekhalifahan dahulu, contohnya Bimarstan an-Nuri di Damaskus. Rumah sakit ini yang dibangun oleh Sultan Zangid Nuruddin Mahmud bin Zangi pada tahun 1154 M. Di Kairo Sultan Amir ‘Alamad-Din Sanjar ahs-Suja’I yang mendirikan Bimaristan Qolawun pada tahun 1284 M, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Semua ini akan terwujud apabila Islam diterapkan secara menyeluruh dalam setiap sendi kehidupan. Tragedi yang menimpa Raya tidak akan terjadi karena semua pemenuhan kebutuhan pokok akan terjamin. kesehatan akan didapat dengan mudah dan murah bahkan gartis tanpa memandang status ekonomi.
Wallahu a’lam bishawwab
Editor: Hanin Mazaya