1. News
  2. Internasional

Netanyahu: Kekhilafahan Ottoman Tidak Akan Kembali!

Hanoum
Jumat, 13 Juni 2025 / 17 Dzulhijjah 1446 05:29
Netanyahu: Kekhilafahan Ottoman Tidak Akan Kembali!
Perdana Menteri 'Israel' Benjamin Netanyahu saat pidatonya di Knesset, parlemen Israel, bersama Presiden Argentina Javier Milei. [Foto: X]

TEL AVIV (Arrahmah.id) — Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa ia tidak yakin Kekhilafahan Ottoman (Utsmaniyyah) akan kembali dalam waktu dekat dalam pidatonya di Knesset, parlemen Israel, pada kesempatan kunjungan Presiden Argentina Javier Milei.

Berbicara di hadapan seluruh hadirin, Netanyahu mencatat bahwa Argentina mulai menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang Yahudi pada paruh kedua abad ke-19, tidak hanya dari Eropa Timur tetapi juga dari Kekhilafahan Ottoman.

Ia mengklaim, seperti dilansir Turkiye Today (12/6/2025), bahwa orang-orang Yahudi melarikan diri dari wilayah tersebut karena kesulitan ekonomi dan meningkatnya antisemitisme.

Saat membahas Kekhilafahan Ottoman, Netanyahu berkata, “Meskipun beberapa orang mungkin tidak setuju dengan saya, saya tidak yakin Kekhilafahan Ottoman akan kembali dalam waktu dekat. Kekhilafahan itu tidak akan kembali.”

Dalam sebuah cuitan pada tahun 2018, Netanyahu mengatakan bahwa Perang Dunia Pertama mengakhiri Kekhilafahan Ottoman dan membuka jalan bagi “bangkitnya gerakan Zionis.”

Netanyahu juga merujuk pada filantropis Yahudi Maurice de Hirsch, yang berinvestasi besar dalam memungkinkan orang-orang Yahudi untuk menetap dan membangun koloni di Argentina.

Ia menekankan bahwa meskipun Theodor Herzl pada akhirnya tidak mendukung Argentina sebagai lokasi tanah air bagi orang-orang Yahudi, negara itu tetap sangat penting bagi orang-orang Yahudi.

Beralih ke Yerusalem, Netanyahu menunjuk pada pendudukan ‘Israel’ atas Yerusalem Timur pada tahun 1967 dan menyatakan, “Lima puluh delapan tahun yang lalu, kami menyatukan kembali Yerusalem, dan saya berjanji atas nama semua teman saya di sini, kota itu tidak akan pernah terbagi lagi.”

Meskipun ada laporan dan kritik yang meluas mengenai pembatasan Israel terhadap kebebasan beragama warga Palestina Muslim dan Kristen di Yerusalem Timur, Netanyahu menegaskan bahwa ‘Israel’ menjamin kebebasan beragama di kota itu.

Ia juga menargetkan Iran dalam pidatonya, menuduh negara itu melancarkan perang terhadap ‘Israel’. Netanyahu mengklaim bahwa ‘Israel’ telah “melumpuhkan” Iran, meskipun ia mengakui ancaman itu masih ada. (hanoum/arrahmah.id)