GAZA (Arrahmah.id) – Kepala badan intelijen Mossad ‘Israel’, David Barnea, dilaporkan mengunjungi ibu kota Qatar, Doha, pada Kamis (14/8/2025) untuk melakukan pembicaraan terkait kelanjutan perundingan gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan dengan Hamas.
Harian ‘Israel’ Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Barnea bertemu dengan Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, di Doha, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, menurut kantor berita Anadolu.
Situs berita AS Axios menyebut kunjungan ini sebagai “pembicaraan tingkat tinggi paling signifikan” antara ‘Israel’ dan para mediator sejak negosiasi di Doha terhenti tiga pekan lalu.
Barnea mengatakan kepada pejabat Qatar bahwa “keputusan kabinet ‘Israel’ untuk menduduki Kota Gaza bukan gertakan atau perang psikologis, dan ‘Israel’ siap melakukannya jika tidak ada kemajuan dalam negosiasi pembebasan sandera dalam waktu dekat,” lapor Axios mengutip sumber yang mengetahui pertemuan tersebut.
Kunjungan Hamas ke Turki
Amerika Serikat, Qatar, Mesir, dan Turki terlibat dalam upaya mediasi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan tahanan secara komprehensif.
Axios juga mencatat bahwa delegasi Hamas baru-baru ini mengunjungi Istanbul untuk bertemu Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, sebelum melanjutkan perjalanan ke Kairo guna bertemu Kepala Intelijen Mesir, Hassan Rashad, membahas cara melanjutkan negosiasi.
Kanal televisi ‘Israel’ Channel 13 mengklaim Hamas kemungkinan akan mengajukan proposal baru untuk gencatan senjata di Gaza.
Tidak ada komentar dari pihak Hamas maupun pejabat Qatar mengenai laporan ‘Israel’ tersebut.
Pertemuan Witkoff dan PM Qatar
Kanal berita milik negara Mesir, Al-Qahera News, mengutip sumber Mesir yang mengatakan bahwa Hamas siap “segera” kembali ke meja perundingan gencatan senjata dengan ‘Israel’, menurut Anadolu.
The Times of Israel mengutip laporan Channel 12 Israel yang menyebut ‘Israel’ “sedang mempertimbangkan untuk mengirim tim negosiator ke Doha.”
Axios melaporkan bahwa Perdana Menteri Qatar dan utusan Gedung Putih, Steve Witkoff, bertemu di Spanyol pekan lalu “untuk membahas langkah ke depan.”
Sejak ‘Israel’ membatalkan kesepakatan gencatan senjata pada 18 Maret, mereka telah menewaskan dan melukai ribuan warga Palestina di seluruh Jalur Gaza melalui serangan udara yang terus berlangsung.
Pada 7 Oktober 2023, setelah operasi Perlawanan Palestina di ‘Israel’ selatan, militer ‘Israel’ melancarkan perang genosida terhadap rakyat Palestina, menewaskan lebih dari 61.700 orang, melukai lebih dari 154.500, dan membuat lebih dari 14.000 orang masih hilang.
Meski banyak negara di dunia secara rutin mengecam genosida Israel, sedikit yang dilakukan untuk membuat ‘Israel’ bertanggung jawab.
‘Israel’ saat ini sedang diselidiki atas kejahatan genosida oleh Mahkamah Internasional (ICJ), sementara para penjahat perang, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kini secara resmi menjadi buronan Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Genosida ‘Israel’ sebagian besar dibela, didukung, dan dibiayai oleh Washington dan beberapa kekuatan Barat lainnya. (zarahamala/arrahmah.id)