1. News
  2. Internasional

Militer ‘Israel’ Klaim Anas Al-Sharif Pimpin Sel Hamas Tanpa Bukti

Zarah Amala
Diperbaru: Selasa, 12 Agustus 2025 / 18 Safar 1447 09:45
Militer ‘Israel’ Klaim Anas Al-Sharif Pimpin Sel Hamas Tanpa Bukti
Anas al-Sharif, jurnalis al Jazeera yang ditargetkan 'Israel' (QNN)

GAZA (Arrahmah.id) – Militer ‘Israel’ mengklaim jurnalis Al Jazeera, Anas al-Sharif, memimpin sel Hamas sebelum ia dibunuh dalam serangan padaAhad (10/8/2025). Namun, hingga kini pihak militer tidak memberikan bukti apa pun yang mendukung tuduhan tersebut.

‘Israel’ menuding Anas terlibat dalam “serangan roket terhadap warga sipil dan pasukan ‘Israel’” serta mengaku memiliki dokumen yang “secara tegas membuktikan” keterlibatannya dengan Hamas. Klaim ini dibantah para pengamat yang menegaskan tidak ada bukti yang mendukung.

“Murni fitnah. Rutinitasnya setiap hari hanya berdiri di depan kamera dari pagi hingga malam,” kata Muhammed Shehada, analis di Euro-Med Human Rights Monitor.

Al Jazeera menuduh otoritas ‘Israel’ memalsukan bukti untuk mengaitkan jurnalisnya dengan Hamas, serta menjalankan “kampanye hasutan” terhadap reporter di Jalur Gaza, termasuk Anas. Bulan lalu, Committee to Protect Journalists menyatakan keprihatinan mendalam atas keselamatan Anas karena ia menjadi target kampanye fitnah militer ‘Israel’.

Sejak perang dimulai pada Oktober 2023, ‘Israel’ kerap menuding jurnalis Palestina di Gaza sebagai anggota Hamas, yang menurut kelompok HAM, merupakan upaya untuk mendiskreditkan liputan mereka soal pelanggaran ‘Israel’. Serangan ‘Israel’ telah membunuh lebih dari 200 jurnalis dan pekerja media di Gaza.

Dalam kasus al-Sharif, pernyataan resmi ‘Israel’ justru saling bertentangan: ia disebut “militan unit Nukhba”, “tentara”, “komandan kelompok”, “pejuang”, “pemimpin unit anti-tank Hamas”, hingga “pemimpin sel peluncur roket”. Salah satu klaim menyebut ia direkrut tepat di ulang tahunnya yang ke-17, usia yang bahkan belum memenuhi syarat minimum keanggotaan Hamas.

Anas al-Sharif gugur bersama lima jurnalis lainnya, Mohammed Qreiqa, Musab al-Sharif, Mohammed Noufal, dan Ibrahim Zaher, saat tenda mereka di luar Rumah Sakit al-Shifa diserang ‘Israel’.

Atas keberaniannya, Amnesty International Australia menganugerahkan Human Rights Defender Award 2024 kepada Anas, mengapresiasi liputannya yang mengungkap penderitaan warga Gaza.

Bulan lalu, usai juru bicara militer ‘Israel’ Avichai Adraee membagikan video tuduhan terhadap Anas di media sosial, Pelapor Khusus PBB untuk kebebasan berekspresi Irene Khan menyatakan keprihatinannya.
“Ketakutan akan keselamatan al-Sharif beralasan, karena semakin banyak bukti bahwa jurnalis di Gaza dibunuh berdasarkan tuduhan tak berdasar bahwa mereka adalah teroris Hamas,” ujarnya. (zarahamala/arrahmah.id)