ROMA (Arrahmah.id) – Italia mengatakan akan memulai penerjunan bantuan melalui udara di atas Gaza, yang sedang dilanda kelaparan, menjadi negara Eropa terbaru yang melakukannya.
“Saya telah memberikan lampu hijau untuk misi yang melibatkan aset Angkatan Darat dan Angkatan Udara untuk pengangkutan dan penerjunan bantuan melalui udara bagi warga sipil di Gaza, yang telah terdampak parah oleh konflik yang sedang berlangsung,” kata Menteri Luar Negeri Antonio Tajani dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP.
Angkatan udara Italia akan bekerja sama dengan militer Yordania untuk menerjunkan kontainer khusus berisi barang-barang penting melalui udara, ujarnya.
Penerjunan pertama kemungkinan akan dilakukan pada 9 Agustus, ujarnya.
Spanyol pada Jumat mengatakan telah menerjunkan 12 ton makanan melalui udara ke Gaza, bergabung dengan Inggris dan Prancis, yang telah bermitra dengan negara-negara Timur Tengah untuk mengirimkan pasokan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan melalui udara ke wilayah Palestina tersebut.
Misi tersebut mengerahkan 24 parasut, masing-masing mampu membawa 500 kg makanan, dengan total 12 ton —cukup untuk 11.000 orang, kata Menteri Luar Negeri Jose Manuel Albares.
Spanyol juga memiliki bantuan yang menunggu untuk menyeberang ke Gaza melalui jalan darat dari Mesir, menteri tersebut menambahkan dalam pesan video yang diunggah di jejaring sosial X, beserta video operasi tersebut.
“Kelaparan yang ditimbulkan yang diderita rakyat Gaza merupakan aib bagi seluruh umat manusia,” kata Albares.
“Israel harus membuka semua penyeberangan darat secara permanen agar bantuan kemanusiaan dapat masuk dalam skala besar.”
Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini, memperingatkan bahwa bantuan udara saja tidak akan mencegah kelaparan yang semakin parah.
“Bantuan udara setidaknya 100 kali lebih mahal daripada truk. Truk mengangkut bantuan dua kali lebih banyak daripada pesawat,” tulisnya di X.
Meskipun “Israel” dalam beberapa hari terakhir telah mengizinkan lebih banyak truk bantuan masuk ke Jalur Gaza, lembaga-lembaga bantuan mengatakan bahwa “Israel” dapat berbuat lebih banyak untuk mempercepat pemeriksaan perbatasan dan membuka lebih banyak pos perbatasan.
Kekhawatiran telah meningkat dalam seminggu terakhir tentang situasi di Jalur Gaza setelah lebih dari 21 bulan perang. (haninmazaya/arrahmah.id)