PUTRAJAYA (Arrahmah.id) — Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengumumkan bahwa Thailand dan Kamboja telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata segera di perbatasan kedua negara. Kesepakatan tersebut mencakup langkah-langkah operasional untuk meredakan ketegangan, serta dimulainya dialog bilateral guna menyelesaikan sengketa yang telah berlangsung lama.
Pengumuman ini disampaikan usai pertemuan antara para pemimpin ketiga negara di Putrajaya, ibu kota administratif Malaysia, yang turut dihadiri oleh perwakilan dari Amerika Serikat dan China.
Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, dan Perdana Menteri Thailand, Pumtham Wechayachai, menyampaikan apresiasi terhadap peran aktif Malaysia, serta dukungan dari AS dan China dalam mewujudkan kesepakatan tersebut, yang memungkinkan kembalinya ketenangan di wilayah sengketa serta pemulangan para pengungsi yang terdampak bentrokan.
Ketegangan antara kedua negara Asia Tenggara ini berakar dari konflik perbatasan berkepanjangan, dengan garis demarkasi sepanjang 817 kilometer yang kerap memicu perselisihan.
Sebelumnya, kedua belah pihak sempat mencapai kesepakatan gencatan senjata pada 28 Mei lalu pasca bentrokan terbatas, namun situasi kembali memburuk pada 24 Juli, yang menyebabkan pertempuran sengit dan menewaskan sedikitnya 32 orang dari kedua pihak.
Thailand dan Kamboja saling menuding sebagai pihak pertama yang melepaskan tembakan dalam insiden terbaru. Sementara itu, mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan melalui platform Truth Social pada Sabtu lalu bahwa ia telah menghubungi kedua pemimpin dan mendorong mereka untuk memulai perundingan damai demi menghentikan pertumpahan darah dan mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
(Samirmusa/arrahmah.id)