YOGYAKARTA (Arrahmah.id) — Majelis Mujahidin menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia atas konsistensinya dalam mendukung kemerdekaan Palestina dan menyerukan peran strategis Indonesia dalam membangun solidaritas militer dan diplomasi dunia Islam guna menghentikan genosida di Gaza.
Dalam keterangan resmi yang diterima redaksi pada Rabu (7/8), Majelis Mujahidin menyebut Indonesia telah menunjukkan komitmen moral dan diplomatik yang konsisten dalam memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan bagi rakyat Palestina.
“Indonesia, sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, telah menunjukkan konsistensinya sebagai kekuatan moral dunia,” demikian bunyi rilis tersebut.
Majelis Mujahidin mendorong agar Indonesia memperluas peran strategisnya, khususnya dalam mendekati negara-negara anggota Koalisi Militer Islam Anti-Terorisme (Islamic Military Counter Terrorism Coalition / IMCTC) yang digagas oleh Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, pada 2015.
Sebagai negara non-blok, Indonesia disebut dapat memanfaatkan posisi diplomatiknya untuk membangun komunikasi aktif dengan 43 negara anggota IMCTC, khususnya Arab Saudi, Turki, Pakistan, dan Mesir. Selain itu, Indonesia juga dinilai perlu mengonsolidasikan langkah bersama dengan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan ASEAN guna menghentikan agresi dan genosida yang dilakukan oleh penjajah “Israel” terhadap rakyat Palestina.
Majelis Mujahidin menyinggung pentingnya membangun kekuatan kolektif umat Islam dalam menghadapi terorisme negara (state terrorism) yang dilakukan oleh entitas Zionis.
Langkah ini, menurut mereka, dapat ditindaklanjuti melalui pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang sebelumnya telah berlangsung di Jeddah pada 2 Juli 2025.
Lebih jauh, Majelis Mujahidin mengingatkan kembali peran bersejarah Indonesia dalam dunia internasional melalui Konferensi Asia Afrika (KAA) yang digelar pada 1955. Konferensi ini bahkan telah diakui sebagai Memory of the World oleh UNESCO pada 2015.
“Semoga Presiden Prabowo Subianto dapat menginisiasi pertemuan trilateral atau forum terbatas antara ASEAN, OKI, dan IMCTC untuk membahas krisis kemanusiaan global, khususnya di Gaza, dan skema perlindungan sipil di dunia Islam,” tulis mereka.
Majelis Mujahidin juga mengutip seruan Presiden Prabowo dalam Konferensi Parlemen Negara-negara Anggota OKI (PUIC) pada 14 Mei 2025 di Jakarta, yang menekankan pentingnya persatuan dan kerja sama dunia Islam.
“Indonesia memiliki politik luar negeri bebas aktif dan bisa mengambil peran strategis menghadapi ketimpangan global tanpa berpikir untuk melucuti kekuatan perlawanan Palestina,” tegas pernyataan tersebut.
Sebagai penutup, Majelis Mujahidin mengungkapkan bahwa mereka telah melayangkan surat resmi kepada Presiden RI dan Menteri Luar Negeri sebagai bentuk dukungan dan dorongan agar Indonesia terus berada di garda terdepan perjuangan Palestina.
Dengan semangat Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, Majelis Mujahidin menyerukan persatuan dan kerja sama nasional demi mewujudkan Indonesia sebagai bangsa Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.
“Dirgahayu 80 Tahun Republik Indonesia: Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju,” tutup pernyataan tersebut.
(Samirmusa/arrahmah.id)