1. News
  2. Nasional

Kronologi Belasan Siswa SD di Bandung Diduga Keracunan Makanan Bergizi Gratis, Orang Tua Keluhkan Rasa Basi

Ameera
Sabtu, 23 Agustus 2025 / 29 Safar 1447 12:09
Kronologi Belasan Siswa SD di Bandung Diduga Keracunan Makanan Bergizi Gratis, Orang Tua Keluhkan Rasa Basi

BANDUNG (Arrahmah.id) – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto kembali mendapat sorotan.

Kali ini, belasan siswa di Kabupaten Bandung diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program tersebut.

Kejadian di SD Negeri Legok Hayam

Insiden terjadi pada Kamis (21/8) di SD Negeri Legok Hayam, Desa Giri Mekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Pagi hari suasana sekolah berjalan normal, anak-anak riang gembira bermain di halaman.

Namun, tak ada yang menyangka beberapa jam kemudian suasana berubah panik ketika sejumlah siswa mengeluh sakit perut, pusing, dan muntah-muntah.

Feri Sobur (37), salah satu orang tua siswa, mengisahkan kondisi putrinya, MAP. Saat menjemput anaknya pukul 16.30 WIB, ia mendapati putrinya sudah tampak lemas.

“Pas pulang sekolah kemarin, saya jemput itu di jalan udah muntah. Saya kira cuma mual biasa. Ternyata sampai rumah malah makin parah, muntah terus sampai nggak bisa bangun,” ujarnya saat ditemui di sekolah, Jumat (22/8).

Kondisi Semakin Parah

Sesampainya di rumah, kondisi MAP kian memburuk. Tubuh mungilnya terus-menerus muntah hingga sulit berdiri. Feri pun segera membawanya ke klinik terdekat.

“Dari jalan susah nyampenya, soalnya muntah lagi, muntah lagi. Terakhir muntah, anak saya sampai pusing, nggak bisa bangun. Akhirnya langsung saya periksa ke dokter,” katanya.

Di klinik, dokter menanyakan makanan yang dikonsumsi sang anak. MAP diketahui hanya makan dari program MBG di sekolah karena uang jajannya tertinggal.

“Menurut dokter kemarin, keracunan makanan. Langsung dikasih obat untuk nguras sisa makanan dan mengatasi gas di perut,” jelas Feri.

Trauma Pasca-Kejadian

Meski kini berangsur membaik, MAP masih mengalami trauma. “Sekarang alhamdulillah sudah mendingan, tapi masih mules dan buang air terus. Dia juga belum mau makan, masih takut, trauma,” tambahnya.

Keterangan Pihak Sekolah

Kepala SD Negeri Legok Hayam, Nendi Rohaendi, membenarkan adanya insiden tersebut. Menurutnya, sebagian besar siswa yang terdampak adalah mereka yang masuk sekolah siang.

“Kalau analisa kami, siswa yang makan siang itu sekitar jam 13.00 WIB. Ada sekitar 12 siswa yang mengalami keluhan serupa,” ujarnya.

Nendi menuturkan, seluruh siswa yang terdampak langsung dibawa ke klinik atau puskesmas terdekat. Beruntung, tidak ada yang harus menjalani rawat inap.

“Orang tua memang panik, jadi cepat membawa ke dokter. Dokter memberikan obat untuk mencegah infeksi bakteri di pencernaan. Alhamdulillah bisa ditangani dengan baik,” katanya.

Dugaan Penyebab: Makanan Basi

Nendi menduga, masalah terjadi karena menu makanan yang sama dibagikan untuk sesi pagi dan siang, namun disimpan beberapa jam sebelum dibagikan kembali.

“Kalau yang pagi datang jam 8, yang siang jam 11. Kalau dilihat, menunya sama. Tapi soal penyajiannya apakah benar dibuat di waktu yang sama atau berbeda, kita tidak tahu,” jelasnya.

Beberapa orang tua juga mengeluhkan kualitas makanan tersebut. “Ketika dicoba di rumah, ada yang bilang asem, basi, dan lain-lain. Itu di luar kemampuan kami,” ungkap Nendi.

Permintaan Evaluasi

Nendi berharap pihak penyelenggara program MBG segera melakukan evaluasi menyeluruh.

“Saya sudah meminta agar dikaji ulang, dianalisa, dievaluasi. Apakah benar ini makanan basi atau ada penyebab lain. Yang jelas ini harus diperhatikan serius,” pungkasnya.

(ameera/arrahmah.id)