1. Opini

KRISIS GAZA (Pelaparan Sistemis dan Momentum Kebangkitan Umat)

Oleh Sri Utami Praktisi Pendidik
Rabu, 20 Agustus 2025 / 26 Safar 1447 14:14
KRISIS GAZA (Pelaparan Sistemis dan Momentum Kebangkitan Umat)
Ilustrasi. (Foto: Muslimahnews.net)

Gaza masih terus dirundung duka. Penduduknya masih terus diancam genosida. Mereka makin lemah tak berdaya hingga korban terus berjatuhan. Otoritas kesehatan di Gaza mengkonfirmasi bahwa sejumlah korban tewas akibat serangan militer Israel sejak Oktober 2023 telah mencapai 60.430 jiwa, dengan 148.722 orang lainnya mengalami luka-luka. Sebagian besar korban disebut merupakan perempuan dan anak-anak.

Dalam 24 jam terakhir, sedikitnya 98 warga Palestina dilaporkan tewas dan 1.079 lainnya terluka akibat serangan yang masih berlangsung di jalur Gaza, menurut laporan sumber medis yang dikutip The Peninsula, Minggu, 3 Agustus 2025 (MetroTV, 3/8 2025).

Kebiadaban Israel Akibat Diamnya Pemimpin Negara Muslim

Zionis Yahudi telah melakukan pembantaian warga Gaza secara terus menerus dengan memporak-porandakan dan menciptakan bencana kelaparan. Kelaparan terjadi sejak blokade Israel, dilanjutkan pada bulan Maret.  Warga palestina telah banyak tewas saat mencari bantuan di lokasi-lokasi distribusi yang dioperasikan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang diwakili oleh tentara Israel dan tentara bayaran Amerika. Statistik terbaru menunjukan bahwa 11,5 persen anak-anak menderita malnutrisi akut berat ditambah sistem pelayanan kesehatan yang sudah rusak. Krisis kelaparan sengaja diciptakan Zionis Yahudi dengan melakukan pemblokadean makanan bagi Gaza. Semua akses ditutup, semua distribusi dihancurkan, semua upaya penyelamatan dibungkam. Sehingga tercipta tragedi kelaparan. Tragedi ini sebenarnya menjadi strategi Zionis Yahudi untuk menghancurkan dan mematahkan semangat perlawanan rakyat Palestina. Sehingga dengan kelaparan mereka tidak berdaya.  Apa yang mereka lakukan adalah kejahatan perang bahkan genosida yang nyata.

Dibalik kebiadaban Zionis, berdiri satu kekuatan besar yang menopang mereka sepenuh hati yaitu Amerika Serikat. Negara adidaya yang selalu mengaku penjaga hak asasi manusia ini justru menjadi dalang  pembantaian. Pemerintah Amerika secara terang-terangan menggelontorkan anggaran bantuan militer kepada Zionis Yahudi. Kemudian menggunakan hak Veto di Dewan Keamanan PBB untuk menggagalkan gencatan senjata dengan menyalahkan korban bukan pelaku. Bahkan ketika kelaparan menyebar, AS tetap menyuplai senjata. Ketika dunia memberikan bantuan makanan, AS justru memperpanjang izin pembantaian. Dalam sejarah modern, jarang ada kejahatan yang sejelas ini. Israel membunuh, As membiayai.

Di sisi lain, tragedi kemanusian di Gaza  ternyata menyikap tabir kemunafikan, penghianatan dan keculasan para penguasa Arab.  Mereka terdiam dengan seribu bahasa  dan menghindar dari kondisi penderitaan rakyat Palestina. Yang lebih menyakitkan adalah sikap para penguasa di negeri-negeri Islam yang hanya menyatakan keprihatinan atas keadaan ini. Sementara mereka  terus bekerjasama diberbagai bidang dengan Zionis Yahudi dan AS tanpa berkeinginan turun membantu muslim Gaza.

Malah dengan sebelah mata mereka seolah-olah  hanya melihat tragedi ini hanya sebuah konfik antara Zionis Yahudi dan Hamas. Sehingga mereka hanya berkeinginan membantu dari sisi penyelesaian konflik saja dan penyelesaian merekapun merugikan muslim Gaza. Negeri-negeri  muslim bertindak dan  bekerjasama mendukung arahan dari Amerika.  Mesir yang berbatasan wilayah gerbang Rafah, mendukung kejahatan Yahudi dengan menutup jalur bantuan dengan alasan keamanan. Negara-negara muslim seolah tutup mata dengan keadaan genosida dari pelaparan ini.

Nyata terlihat  penghianatan  yang dilakukan negara-negara Arab dan Muslim, termasuk Arab Saudi, Qatar, dan Mesir, yaitu mereka resmi ikut mendesak Hamas untuk melucuti senjatanya dan menyerahkan kekuasaannya atas jalur Gaza kepada otoritas Palestina (PA). Sementara Mesir justru menekan Imam Besar Al Azhar untuk mencabut pernyataannya tentang Zionis, padahal dunia menyaksikan pelaparan sistemis menjadi  senjata Yahudi untuk genosida. Disisi lain mulai banyak negara yang akan  mengakui Palestina sebagai negara setelah terbuka borok Zionis Yahudi dan menyaksikan kejahatan yang tiada tara. Para penguasa muslim ibarat buta dan tuli atas realita di Gaza, seolah tidak ada ikatan iman mereka dengan muslim Gaza.  Alih-alih menjadi perisai bagi umat, mereka justru menjadi tembok penghalang pembebasan Palestina. Padahal Allah telah mengingatkan ikatan ukhuwah islamiah sebagai landasan hubungan antara muslim. Kepentingan dunia, jabatan dan kekuasaan telah mematikan ukhuwah Islamiah dan menjerumuskan mereka kepada kelemahan mereka dihadapan musuh Allah.

Khilafah, Solusi Nyata Selamatkan Palestina

Padahal jelas dalam Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi (620H) mengatakan bahwa jika kaum kafir menduduki suatu negeri kaum muslim, maka wajib atas penduduk negeri itu untuk memerangi kaum kafir tersebut. Jika mereka tidak mampu maka kewajiban itu meluas kepada kaum muslim yang ada di negeri sekitarnya (Ibnu Qudamah, Al-Mughni, 9/228).

Umat Islam adalah umat terbaik (QS 3:110). Kemuliaan umat akan terwujud kembali sebagaimana janji Allah (QS 24:55). Dan semua telah terwujud nyata dengan perjuangan Rasulullah saw, sahabat rasul dan para Khalifah sepanjang peradaban Islam yang mulia. Kisah Khalifah Al Mu’tasimbillah dan sikap tegas Sultan Abdul Hamid II adalah potret penguasa yang menjaga kemuliaan Allah dan RasulNya.

Kemuliaan umat harus diperjuangkan kembali. Umat harus dibangun kesadarannya atas janji Allah, dan didorong untuk mewujudkannya kembali. Upaya itu membutuhkan kepemimpinan sebuah jamaah dakwah ideologis yang tulus mengajak umat untuk berjuang. Marilah kita berdakwah memperjuangkan muslim di Palestina. Tanah Palestina Adalah tanah umat muslim yang wajib kita bela. Kita rebut kembali untuk membebaskan umat muslim di sana. Mari berjuang dengan lisan kita, dakwah tiada henti, doa tiada henti.

Dengan rahmat  Allah, jalan dakwah akan mendapatkan hasil sepanjang menapaki thariqah Rasulullah, sebagaimana yang diemban oleh jamaah dakwah ideologis yang tulus menerapkam islam Kaffah. Demikian juga perjuangan pembebasannya Palestina akan terwujud ketika Khilafah tegak dan menyerukan jihad sebagai solusi tuntas. Umat harus memanfaatkan momentum ini -genodsida Gaza- untuk membangkitkan umat Bersatu padu dan mewujudkan kemuliaan Islam.

Wallahua’lam bis shawwab

Editor: Hanin Mazaya