SWEIDA (Arrahmah.id) — Untuk rasa terbesar sejak bentrokan di bulan Juli digelar warga Druze di Sweida pada Sabtu (16/8/2025). Ratusan warga Druze menuntut keadilan dan menolak bergabung dengan pemerintahan sementara Damaskus. Tak sedikit dari mereka menyerukan intervensi Israel dan berterima kasih pada Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu.
Dilansir YNet News (16/8), beberapa pengunjuk rasa mengibarkan bendera bintang Davis dan berteriak terima kasih untuk ‘Israel’ atas intervensi mereka selama bentrokan sengit pada pertengahan Juli.
Beberapa pengunjuk rasa nampak meminta kehadiran ‘Israel’ untuk campur tangan lagi guna mendukung tuntutan mereka atas penentuan nasib sendiri.
Rayyan Maarouf, yang memimpin kolektif media aktivis Suwayda 24, mengatakan demonstrasi hari Sabtu di Sweida adalah yang terbesar sejak bentrokan bulan lalu, dan bahwa terdapat pertemuan serupa di beberapa wilayah termasuk kota-kota terdekat, Shahba dan Salkhad.
Ia menambahkan bahwa ini adalah pertama kalinya orang-orang berunjuk rasa dengan slogan penentuan nasib sendiri.
“Ini adalah perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi Druze di Suriah,” ujar Maarouf kepada The Associated Press.
Sebelumnya, bentrokan meletus pada 13 Juli antara milisi Druze dan warga Muslim setempat di Sweida. Pasukan pemerintah kemudian turun tangan, yang kemudian dituduh warga Druze justru berpihak pada warga Muslim Suriah.
Israel kemudian melakukan intervensi untuk membela Druze, melancarkan puluhan serangan udara terhadap konvoi pejuang pemerintah, dan bahkan menyerang markas besar Kementerian Pertahanan Suriah di pusat kota Damaskus.
Sekte keagamaan Druze sendiri merupakan cabang Syiah Ismailisme yang sudah ada sejak abad ke-10. Lebih dari separuh, dari sekitar 1 juta penganut Druze di seluruh dunia, tinggal di Suriah. Sebagian besar Druze lainnya tinggal di Lebanon dan ‘Israel, termasuk di Dataran Tinggi Golan. (hanoum/arrahmah.id)