1. News
  2. Internasional

Kementerian Ekonomi IIA: Mendukung Pengungsi Afghanistan yang Kembali Merupakan Prioritas Utama

Hanin Mazaya
Selasa, 8 Juli 2025 / 13 Muharram 1447 06:14
Kementerian Ekonomi IIA: Mendukung Pengungsi Afghanistan yang Kembali Merupakan Prioritas Utama
(Foto: Tolo News)

KABUL (Arrahmah.id) – Kementerian Ekonomi Imarah Islam Afghanistan (IIA) mengatakan bahwa proses pemberian bantuan awal kepada para pengungsi Afghanistan yang kembali dari negara-negara tetangga telah dimulai.

Menurut Abdul Rahman Habib, juru bicara kementerian, memenuhi kebutuhan mendesak para pengungsi yang kembali termasuk tempat tinggal, layanan kesehatan, dan distribusi makanan adalah prioritas utama kementerian.

Habib menyatakan: “Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh para pengungsi yang kembali dari negara-negara tetangga, Komisi Tinggi telah dibentuk. Dua belas komite kerja secara aktif terlibat dalam menyediakan layanan seperti tempat penampungan sementara, distribusi makanan dan air minum, layanan kesehatan, bantuan uang tunai, mengangkut para pengungsi yang kembali ke provinsi masing-masing, dan mendukung reintegrasi mereka ke dalam masyarakat. Semua sumber daya yang tersedia digunakan untuk tujuan ini.”

Upaya-upaya ini dilakukan melalui kerja sama dengan organisasi-organisasi internasional, khususnya Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), lansir Tolo News (7/7/2025).

Sementara itu, UNHCR telah menyatakan keprihatinannya atas berlanjutnya deportasi paksa terhadap para migran Afghanistan dan mengumumkan bahwa layanan-layanan penting -termasuk layanan kesehatan- akan diberikan kepada para pengungsi yang kembali ke Afghanistan.

Faramarz Barzin, juru bicara UNHCR, menyatakan: “UNHCR memainkan peran kunci dalam mendukung para pengungsi yang telah kembali, baik di titik-titik perbatasan maupun di daerah-daerah di mana mereka bermukim kembali. Kami menyediakan berbagai macam layanan, termasuk uang tunai untuk kebutuhan mendesak, perawatan medis, dukungan kesehatan mental, pendidikan risiko ranjau, dan layanan penting lainnya.”

Namun, beberapa orang Afghanistan yang baru-baru ini dideportasi dari Iran mengatakan bahwa mereka meninggalkan semua harta benda mereka dan kembali ke rumah dengan tangan hampa.

Shafiqullah, salah satu orang yang dideportasi, mengatakan: “Cuaca panas, dan orang-orang, terutama wanita dan anak-anak menghadapi banyak kesulitan. Harus ada dukungan yang lebih baik agar orang-orang dapat kembali ke provinsi mereka dengan lebih cepat.”

Abdul Hafiz, seorang deportan lainnya, mengatakan: “Kami sangat menderita di Iran, di tempat-tempat seperti Zahedan dan Bandar Abbas. Di sini juga, fasilitasnya terbatas. Misalnya, tidak ada toilet yang layak, dan para wanita tidak dapat mengakses perawatan medis. Sejak kemarin, kami telah membayar untuk transportasi dan saya telah membawa istri saya ke dokter dua atau tiga kali.”

Hal ini terjadi ketika negara-negara tetangga, satu demi satu, mendeportasi para migran Afghanistan selama setahun terakhir, sebuah proses yang memiliki konsekuensi kemanusiaan dan sosial yang luas bagi para pengungsi yang kembali.  (haninmazaya/arrahmah.id)