1. News
  2. Internasional

Kementerian Dalam Negeri Suriah Bantah Laporan Pengerahan Pasukan Pemerintah ke Sweida

Hanin Mazaya
Jumat, 18 Juli 2025 / 23 Muharram 1447 19:46
Kementerian Dalam Negeri Suriah Bantah Laporan Pengerahan Pasukan Pemerintah ke Sweida
Anggota pasukan keamanan Suriah berdiri di sisi jalan di pedesaan Sweida, saat kendaraan yang mengangkut pasukan keamanan Suriah lainnya keluar dari kota Sweida yang didominasi oleh suku Druze, Suriah, 16 Juli 2025. (Foto: Reuters/Karam al-Masri)

SWEIDA (Arrahmah.id) – Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Suriah, Noureddin al-Baba, membantah laporan-laporan bahwa pasukan pemerintah sedang dikerahkan ke provinsi Sweida, kantor berita pemerintah Suriah melaporkan pada Jumat (18/7/2025).

Seorang juru bicara kementerian sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan keamanan sedang bersiap-siap untuk dikerahkan ke kota Sweida yang berpenduduk mayoritas Druze untuk memadamkan pertempuran antara suku Druze dan Badui.

Gencatan senjata yang diumumkan pada Rabu mengakhiri beberapa hari pertempuran berdarah yang meletus ketika para pejuang Badui dan Druze bentrok di provinsi Sweida, yang mendorong pemerintah Suriah untuk mengirimkan pasukan -yang kemudian meningkatkan kekerasan.

Bentrokan tersebut mengundang kemarahan “Israel”, yang mengatakan bahwa mereka tidak akan mengijinkan pemerintah baru Suriah untuk mengerahkan pasukannya ke wilayah selatan dan menyerang pasukan Suriah di Sweida, yang merupakan pusat kementerian pertahanan dan dekat dengan istana kepresidenan di Damaskus.

Pasukan Suriah menarik diri dari Sweida setelah gencatan senjata diumumkan, namun bentrokan kembali terjadi pada Kamis malam antara pejuang suku Badui dan Druze, bagian dari minoritas agama yang juga memiliki pengikut di Libanon dan “Israel”.

Militer “Israel” melakukan serangan baru di provinsi Sweida semalam, menurut laporan berita Suriah. Militer “Israel” membantah laporan tersebut.

“Israel” telah bersumpah untuk melindungi komunitas Druze di daerah tersebut dari serangan, didorong oleh seruan dari minoritas Druze di “Israel”.

Ketidakpercayaan yang mendalam terhadap kepemimpinan baru Suriah tampaknya bertentangan dengan Amerika Serikat, yang mengatakan bahwa mereka tidak mendukung serangan “Israel” baru-baru ini di Suriah.

AS melakukan intervensi untuk membantu mengamankan gencatan senjata sebelumnya antara pasukan pemerintah dan pejuang Druze, dan Gedung Putih mengatakan pada Kamis bahwa gencatan senjata tersebut tampaknya masih berlaku.

Pemimpin Suriah Ahmad Asy Syaraa yang telah berupaya membangun hubungan yang lebih hangat dengan AS, menuduh “Israel” berusaha memecah belah Suriah dan berjanji untuk melindungi minoritas Druze.  (haninmazaya/arrahmah.id)