1. News
  2. Nasional

Kematian Zara Qairina: Kronologi, Penyebab, & Hasil Autopsi

Ameera
Kamis, 14 Agustus 2025 / 20 Safar 1447 20:49
Kematian Zara Qairina: Kronologi, Penyebab, & Hasil Autopsi

SABAH (Arrahmah.id) – Seorang pelajar bernama Zara Qairina Mahathir, siswa Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Tun Datu Mustapha, Papar, Sabah, Malaysia, meninggal dunia pada 17 Juli 2025.

Kematian mendadak Zara memicu kehebohan di media sosial Malaysia dengan tagar #JusticeForZara, dan menjadi sorotan publik karena dianggap janggal dan penuh tanda tanya.

Kronologi Kejadian

Zara ditemukan tidak sadarkan diri di selokan dekat asrama putri lantai tiga sekolahnya sekitar pukul 03.00 pagi waktu setempat pada 16 Juli 2025.

Ia segera dilarikan ke RS Queen Elizabeth I, Kota Kinabalu, keesokan harinya.

Setibanya di rumah sakit, kondisi Zara sangat kritis. Ia sudah dalam keadaan koma dan mengalami beberapa luka serius, termasuk patah kaki dan tangan.

Dokter menjelaskan bahwa fungsi otak Zara sudah tidak ada, dan nyawanya hanya bisa bertahan dengan bantuan alat. Keluarga yang datang dari Kuala Lumpur kemudian berdiskusi dengan tim medis dan memutuskan menghentikan alat bantu hidup. Pada 17 Juli 2025, Zara dinyatakan meninggal dunia.

Jenazah kemudian dimakamkan di kampung halamannya, Tanah Perkuburan Islam Tanjung Ubi, Kampung Mesapol Lama, Sipitang.

Namun kasus ini tak berhenti di situ. Ibu Zara, Noraidah Lamat, menemukan memar di tubuh Zara saat memandikan jenazah, memicu pertanyaan publik mengenai penyebab kematian.

Dugaan Penyebab dan Kontroversi

Muncul tudingan bahwa laporan awal ke polisi dihalangi pihak sekolah. Beberapa laporan juga menyebut bahwa Zara pernah mendapat ancaman dari kakak kelasnya, sehingga muncul dugaan perundungan.

Nama-nama VIP atau pihak berpengaruh yang diduga terkait kasus ini membuat publik menilai aparat kepolisian lamban dalam bertindak.

Ekshumasi dan Autopsi

Menindaklanjuti tekanan keluarga dan publik, pihak kepolisian Malaysia menyetujui ekshumasi jenazah Zara pada 9 Agustus 2025. Jenazah dibawa kembali ke rumah sakit untuk CT Scan dan autopsi penuh pada 10 Agustus.

Proses autopsi selesai pada malam hari, dan jenazah Zara kembali dimakamkan.

Hasil autopsi mengungkap bahwa Zara meninggal akibat cedera otak traumatis yang disebabkan ensefalopati hipoksia-iskemik, yaitu kondisi otak kekurangan oksigen, kemungkinan besar akibat jatuh ke selokan.

Meski demikian, keluarga dan kuasa hukum menekankan bahwa penyebab jatuhnya Zara masih belum jelas, dan menuntut penyelidikan yang transparan dan tuntas.

Penyelidikan Polisi

Direktur Departemen Investigasi Kriminal Bukit Aman (JSJ), Datuk M Kumar, menyatakan pihak kepolisian tengah menjalankan dua jalur penyelidikan:

  1. Mengungkap penyebab pasti kematian Zara.
  2. Menyelidiki dugaan perundungan atau bullying terhadap korban.

Beberapa saksi telah diidentifikasi dan akan dipanggil untuk dimintai keterangan.

Pihak kepolisian memastikan penyelidikan berjalan secara menyeluruh, termasuk mengevaluasi laporan dugaan keterlambatan penanganan dari pihak sekolah dan kemungkinan keterlibatan pihak berpengaruh.

Respons Publik dan Media Sosial

Kematian Zara Qairina mengundang reaksi luas dari masyarakat Malaysia. Publik menuntut keadilan dan transparansi penuh, serta memastikan kasus perundungan di sekolah mendapat perhatian serius.

Tagar #JusticeForZara ramai dibagikan, memicu diskusi tentang keselamatan pelajar, tanggung jawab sekolah, dan perlunya sistem pengawasan yang ketat.

Kasus ini juga memicu perdebatan mengenai perlindungan anak di lingkungan sekolah dan penanganan kasus-kasus sensitif yang melibatkan pelajar serta dugaan keterlibatan pihak berpengaruh atau VIP.

(ameera/arrahmah.id)