1. News
  2. Internasional

Keluarga Tawanan Desak Aksi Besar di Tel Aviv dan Al-Quds, Protes Gagalnya Netanyahu

Samir Musa
Sabtu, 16 Agustus 2025 / 22 Safar 1447 18:34
Keluarga Tawanan Desak Aksi Besar di Tel Aviv dan Al-Quds, Protes Gagalnya Netanyahu
Sebuah demonstrasi sebelumnya di Tel Aviv menyerukan agar dilakukan kesepakatan dengan Hamas (Getty).

TEL AVIV (Arrahmah.id) — Keluarga tawanan Zionis di Jalur Gaza menyerukan masyarakat penjajah “Israel” turun ke jalan dalam aksi besar yang digelar Sabtu (16/8) di Tel Aviv dan Al-Quds, hanya beberapa jam sebelum dimulainya aksi mogok nasional yang disebut-sebut akan melumpuhkan sektor ekonomi penjajah.

Dalam pernyataan mereka, keluarga tawanan menegaskan tidak akan membiarkan anak-anak mereka “dikorbankan di altar perang abadi” yang digencarkan pemerintah Netanyahu. Mereka menyeru masyarakat Yahudi agar “tidak membiarkan pemerintah mengorbankan para tawanan” dan berbondong-bondong ke jalan menyuarakan protes.

Keluarga tawanan meletakkan sebuah peti mati di jalan di Tel Aviv saat demonstrasi sebagai isyarat atas bahaya yang mengancam para tawanan (AFP).

Puluhan aksi protes dijadwalkan berlangsung pada Sabtu malam di Tel Aviv, Al-Quds, serta sejumlah wilayah lain. Sejumlah mantan tawanan Zionis di Gaza, aktivis, dan keluarga tawanan juga melakukan unjuk rasa di depan rumah Menteri Pertahanan “Israel”, Yisrael Katz, di wilayah selatan penjajah, Jumat malam (15/8).

Perwakilan keluarga menegaskan bahwa gerakan ini bertujuan menekan pemerintah agar segera menyepakati pertukaran tawanan dengan gerakan perlawanan Islam Hamas. Mereka menyampaikan pesan kepada para tawanan di Gaza bahwa masyarakat “Israel” bersatu dalam solidaritas, sementara keluarga mereka terus “berjuang untuk membebaskan mereka”.

Seorang mantan tawanan yang pernah ditahan di Gaza menuntut Menteri Katz agar menepati janjinya memulangkan para tawanan.

Sementara itu, kanal 13 “Israel” sebelumnya melaporkan bahwa aksi mogok besar akan dimulai Ahad (17/8) mencakup pawai, pidato, dan berbagai acara di seluruh wilayah jajahan, guna menekan pemerintah Netanyahu agar segera melakukan kesepakatan pertukaran dengan Hamas.

Oposisi dan keluarga tawanan menuding Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan sengaja menggagalkan negosiasi demi kepentingan politik pribadinya, karena khawatir langkah itu akan meruntuhkan koalisi pemerintahannya.

Rezim Zionis memperkirakan ada sekitar 50 tawanan “Israel” di Gaza, di antaranya 20 masih hidup. Di sisi lain, lebih dari 10.800 warga Palestina mendekam di penjara-penjara Zionis, menghadapi penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis yang telah merenggut nyawa banyak dari mereka, menurut laporan lembaga HAM.

(Samirmusa/arrahmah.id)